PLJ Tampilkan Keunikan 10 SKS Bahasa Inggris untuk Cetak Lulusan Siap Kerja

Ketua Program Studi Manajemen Informatika PLJ Nasril, MM/sriwijayamedia.com-irawan

Sriwijayamedia.com- Sejak 22 tahun lalu berdiri kokoh sebuah politeknik swasta berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel), berdasar SK Mendiknas No.158/D/O/2003.

Politeknik tersebut dikenal masyarakat dengan nama Politeknik LP3I Jakarta (PLJ), didirikan oleh Dr Syahrial Yusuf, MBA.

Bacaan Lainnya

“Sejak awal, PLJ memfokuskan diri pada pendidikan vokasi. Fokus ini dipilih karena pendidikan vokasi menekankan praktik dan pelatihan, sehingga mahasiswa terbiasa menghadapi kondisi nyata dunia kerja sejak dini,” kata Ketua Program Studi Manajemen Informatika PLJ Nasril, MM., Rabu (3/12/2025).

Dengan pendekatan tersebut, kata dia, PLJ berharap lulusannya lebih siap, adaptif dan kompeten ketika memasuki industri sesungguhnya.

Salah satu solusi konkret yang dilakukan PLJ dalam menyiapkan lulusan yang siap kerja adalah dengan menerapkan 10 SKS mata kuliah bahasa Inggris pada setiap program studi yang ada.

Melalui penguatan kompetensi bahasa ini, PLJ berharap kemampuan komunikasi lulusan dapat meningkat secara signifikan. Sehingga mereka mampu berkompetisi tidak hanya didalam negeri, tetapi juga di pasar global.

“Pemberian 10 SKS tersebut dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu 4 SKS Bahasa Inggris dasar dengan capaian pembelajaran mahasiswa mampu memahami aturan aturan dalam penulisan dan berkomunikasi bahasa Inggris yang baik. Lalu 4 SKS Bahasa Inggris lanjutan dengan capaian kemampuan komunikasi yang lebih masif dan korespondensi, serta 2 SKS Bahasa Inggris berbasis kebutuhan profil kerja setiap jurusan. Pembagian ini dirancang agar mahasiswa memiliki kompetensi yang bertahap, terukur dan sesuai kebutuhan industri,” paparnya.

Dia melanjutkan metode pembelajaran yang digunakan PLJ juga cukup menarik, salah satunya adalah program native speaker, yaitu program menghadirkan pengajar berkewarganegaraan asing sebagai dosen tamu untuk memberikan pengalaman komunikasi langsung, baik dari sisi dialek maupun budaya.

Selain itu, PLJ juga menerapkan kebijakan English Day pada hari hari tertentu yang mewajibkan mahasiswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Sehingga mereka terbiasa menggunakan bahasa tersebut dalam konteks sehari-hari.

Sebagai tahap akhir penguatan kompetensi, lanjut dia, mahasiswa mengikuti tes TOEIC dengan standar capaian tertentu yang telah ditentukan oleh PLJ.

Tes ini menjadi indikator objektif untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris mahasiswa sebelum masuk kedunia kerja, (penempatan kerja) dan pastinya sebagai salah satu syarat kelulusan pada PLJ.(irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *