Desa Tanjung Atap Siapkan 227 Hektar Program Cetak Sawah

Kades Tanjung Atap Firmansyah bersama perangkat BPD, tokoh masyarakat dengan tim survei kabupaten dan pusat di lokasi percetakan sawah desa setempat/sriwijayamedia.com-hdn

Sriwijayamedia.com – Warga Desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Batu patut bersyukur karena di penghujung tahun 2025 ini, salah satu desa tertua di Kabupaten Ogan Ilir (OI) ini terpilih menjadi lokasi proyek cetak sawah, program andalan Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subiyanto.

Tidak tanggung tanggung, ketika disurvei oleh tim kabupaten dan pusat, ternyata Desa Tanjung Atap ini mampu menyiapkan lahan pertanian seluas 227 hektar yang terbentang di kawasan sungai desa tersebut untuk dijadikan percetakan sawah.

Bacaan Lainnya

Untuk merealisasikan pelaksanaan proyek cetak sewah program Presiden Prabowo ini, Sabtu (08/11/25), tim yang dikomandoi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten OI serta didampingi konsultan dan pengawas dari Universitas Padjajaran (Unpad) dan Universitas Andalas melakukan pertemuan dengan Kepala Desa Tanjung Atap, BPD dan para tokoh masyarakat setempat.

Dalam pertemuan di desa tersebut, Perwakilan DPKP OI Hendra mengatakan, program Presiden Prabowo berupa proyek cetak sawah ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Dipilihnya Desa Tanjung Atap yang merupakan salah satu lokasi cetak sawah di Kabupaten OU, karena wilayahnya sangat mendukung sehingga berpotensi untuk dijadikan lokasi persawahan.

Namun semua harapan dan keinginan itu tidak akan tercapai tanpa dukungan semua pihak, terutama warga Desa Tanjung Atap itu sendiri.

“Saya optimistis program cetak sawah di Desa Tanjung Atap ini akan berhasil bila didukung sepenuhnya oleh semua elemen masyarakat,” ujar Hendra.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Tanjung Atap Firmansyah menyatakan sangat mendukung program Bapak Presiden Prabowo berupa proyek cetak sawah yang ditempatkan di desanya tersebut.

Makanya dalam kesempatan itu, dia sangat mengharapakan dukungan semua pihak di masyarakat itu sendiri.

Kepada pengelola dan para konsultan yang nantinya akan menggarap lahan untuk dijadikan persawahan di areal sungai tersebut, agar benar-benar bekerja profesional sehingga hasilnya lebih maksimal.

Menurut kades, ada beberapa poin yang harus diperhatikan, yaitu tepat waktu pelaksanaan pekerjaan dan pembuatan tanggul yang tingginya memadai, bila perlu ketinggiannya mencapai 5 meter.

“Tepat waktu dimaksud, karena di desa ini mengalami dua musim, kemarau dan hujan,” jelasnya. (hdn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *