Sriwijayamedia.com- Ratusan massa dari Kelompok buruh dari Gerakan Bersama Rakyat (GEBRAK) yang didalamnya berasal dari mahasiswa, petani dan lingkungan menggelar aksi disekitar Taman Silang Monas, Jakarta, Kamis (4/9/2025).
Aksi unjuk rasa dilakukan dengan damai. Tampak dalam barisan massa aksi, selain dukungan dari kelompok buruh (KASBI, FBTPI, KPBI, SPK, kelompok tani (KPA), dan elemen aksi lainnya seperti AJI, Greenpeace, Walhi, YLBHI, dan SEMPRO.
Dari kelompok mahasiswa Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) bahkan menggelar aksi simpatik dengan membagi-bagikan bunga kepada peserta aksi lainnya maupun pejalan kaki dan petugas.
Sebelum menggelar orasi disekitar Jalan Medan Merdeka Selatan, massa aksi terlebih dulu berkumpul di sekitar persimpangan Sarinah.
Kemudian longmarch menuju Patung Kuda/Monas. Selama longmarch, massa aksi membawa boneka tikus raksasa berbadan manusia yang digantung pada tiang bambu sebagai simbol agar pemerintah membersihkan para koruptor.
Ketua GEBRAK Sunarno, disela-sela aksi mengatakan bahwa dalam aksi gabungan ini diharapkan bisa berjalan tertib dan aman tanpa ada aksi represif dari kalangan aparat kepolisian.
Pada aksi gabungan ini massa juga hendak menunjukan solidaritas dan kedukaannya atas kepergian Affan Kurniawan, pekerja ojek online (ojol) yang menjadi korban, sekaligus mortir aksi.
“Kami berharap aparat kepolisian tidak lagi bersikap represif. Kami dari GEBRAK berusaha untuk tidak anarkis selama aksi,” ujar Sunarno diawal aksi.
Sementara, Ketua Konfederasi Pekerja Pabrik Indonesia (KPBI) Ilhamsyah mengatakan jika masalah dasar dari peristiwa yang terjadi belakangan ini adalah akibat adanya ketimpangan dalam kehidupan rakyat.
Dimana kalangan pengusaha, pejabat ataupun kalangan yang kaya raya memamerkan kekayaannya sementara kehidupan rakyat begitu sulit dan kemiskinan terus terjadi.
Oleh karena itu agar keadilan sosial dapat terwujud dinegeri ini, kata dia, sejak pertama buruh menuntut agar KKN ditiadakan dari negara ini. Sebab miliaran uang yang dibagi-bagikan oleh pejabat yang korup digunakan untuk bisa berkuasa.
“Ribuan triliun yang dirampok adalah milik rakyat miskin, buruh, tani, swmentara kita serta seluruh rakyat yang mengalami penindasan. Karena itu jika Presiden Prabowo masih ingin bertahan dengan kepemimpinanannya harus segera mesahkan RUU perampasan aset. Uang-yang yang dikorupsi pejabat harus dikembalikan pada negara untuk didistribusikan kepada rakyat,” terang Ilhamsyah.
Perwakilan dari LMID, KPA dan elemen aksi lainnya berharap polisi segera membebaskan para aktivis aksi yang hingga hari ini masih ditahan. (Santi)









