3 PDAM Berkinerja Kurang Sehat, 6 PDAM Sakit dan 2 Belum Dinilai

Asisten II Bidang E.Keu dan Pembangunan Setda Sumsel Ir Basyaruddin Akhmad, M.Sc., saat mengecek SPAM Provinsi Sumsel/sriwijayamedia.com-ton

Sriwijayamedia.com- Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan (E.Keu) dan Pembangunan Setda Sumsel Ir Basyaruddin Akhmad, M.Sc., membuka kegiatan peran serta pemerintah daerah (Pemda) dalam peningkatan kapasitas kelembagaan sistem penyediaan air minum (SPAM) Provinsi Sumsel Tahun 2024, Selasa (6/8/2024).

Sejumlah narasumber dihadirkan dalam kegiatan ini antara lain Plh Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Ir Budi Ernawan, MPPM, Direktur Air Minum, Ketua Tim Jejaring Kemitraan dan Fasilitasi Kelembagaan Ditjen Kemen PUPR Juliana Lestari, ST., MT., Direktur Eksekutif Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) DR Subekti, dan lainnya.

Bacaan Lainnya

Asisten II bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel Ir Basyaruddin Akhmad, M.Sc., mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan ini.

“Tentunya Capacity Building merupakan lembaga yang membenahi PDAM agar sehat,” tuturnya.

Menurut dia, banyak penyebab PDAM tidak sehat, seperti secara teknis non review water, banyak kebocoran yang tidak terdeteksi, sehingga menganggu cash flow PDAM.

“Output yang kita harapkan dalam kegiatan ini adalah masing-masing PDAM kabupaten/kota dapat mempelajari hal-hal yang membuat PDAM sehat,” terangnya.

Sementara Analisis Kebijakan Direktorat BUMD, BLUD, PMD Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri Auto Sudjatmikpo, SE., MM., menambahkan terkait strategi kinerja dalam peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Sumsel, khususnya dari aspek keuangan, itu akan terlihat bagaimana kondisi keuangan dari PDAM.

“Masing-masing PDAM didaerah atau Perumda sekarang melihat kinerjanya dengan memakai tolak ukur 85 persen untuk BUMD besar, 90 persen untuk sedang, 95 persen untuk PDAM yang kecil. Apabila melampaui itu berarti kategorinya bisa dibilang tidak sehat,” terangnya.

Untuk PDAM terbaik yakni PDAM Tirta Musi Kota Palembang, dan terkecil Perumda Kabupaten Lahat. Walaupun kecil, tapi Perumda Lahat sehat dan blue cost and cover.

Kepala Disperkim Provinsi Sumsel Ir H Novian Aswardani, ST., MM., IPM., ASEAN.Eng., melanjutkan latar belakang kegiatan ini didasar pada PP No 122/2015 tentang SPAM.

Dia menuturkan pemerintah bersama-sama dengan Pemda dan BUMD Air Minum berupaya untuk menyediakan air bersih guna melayani kebutuhan masyarakat.

Tantangan yang dihadapi dalam penyediaan air minum antara lain masih rendahnya cakupan pelayanan, Idle Capacity, Non Revenue Water (NRW), Pemenuhan 3K (Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas), Tarif Full Cost Recovery (FCR), dan belum adanya Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) sehingga mempengaruhi kinerja BUMD Air Minum yang merupakan cerminan dari kurang efisiennya pengelolaan maupun pendanaan untuk pengembangan SPAM yang ada,” imbuhnya.

Dia menyebut untuk kinerja PDAM kurang sehat ada 3 yakni Perumda Tirta Saka Selabung Kabupaten OKU Selatan, PDAM Tirta Raja Kabupaten OKU, dan PDAM Lematang Enim Kabupaten Muara Enim.

Kinerja sakit ada 6 yakni Perumda Tirta Ogan Kabupaten Ogan Ilir (OI), PDAM Tirta Betuah Kabupaten Banyuasin, Perumda Tirta Agung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), PDAM Tirta Prabujaya Kota Prabumulih, Perumda Way Komering Kabupaten OKU Timur, dan PDAM Tirta Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau.

Untuk 2 PDAM belum dilakukan penilaian kinerja, yaitu Perumda Tirta Seguring Betung Kabupaten Empat Lawang dan Perumda Tirta PALI Anugerah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).

Sedangkan 3 kabupaten/kota, yaitu Kota Pagaralam, Musi Rawas (Mura) dan Musi Rawas Utara (Muratara) masih berbentuk UPTD/BLUD.

“Perlunya peran Pemprov dalam peningkatan kapasitas kelembagaan SPAM di Provinsi Sumsel agar kondisi BUMD Air Minum di Sumsel menjadi lebih baik,” jelasnya.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *