Sriwijayamedia.com- Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel Drs H Edward Candra, MH., menghadiri serta membuka secara langsung Gerakan Tanam (Gertam) Cabai PKK serentak sekaligus pemberian bantuan secara simbolis kepada anak sekolah dalam rangka gerakan Sumsel Mandiri Pangan Goes TO School dan Goes to Office, di SMKN Sumsel, Senin (4/3/2024).
Kegiatan gertam dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke 52 Tahun 2024.
“Gertam yang kita lakukan hari ini bertujuan untuk mengatasi kenaikan harga pangan, terutama cabai. Gertam cabai ini diharapkan dapat menurunkan permintaan cabai, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) karena bisa terpenuhi dari hasil produksi sendiri,” kata Plh Sekda Sumsel Drs H Edward Candra, MH.
Menurut dia, permintaan kebutuhan pangan masyarakat akan meningkat jelang HBKN, sehingga menyebabkan beberapa harga komoditas pangan juga meningkat.
“Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) pada Minggu ketiga Februari 2024, komoditas yang perlu diwaspadai adalah cabai merah, cabai rawit, beras, gula pasir, minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras,” ujarnya.
Selain itu, gerakan ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan disekitar rumah, sekolah maupun kantor-kantor.
Gertam cabai ini selaras dengan gerakan menuju kemandirian pangan di Provinsi Sumsel yaitu Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) yang dilaunching pada tahun 2021.
Hingga Desember 2023, tercatat data sebanyak 26.948 Rumah Tangga Miskin (RTM) yang telah mendapatkan bantuan GSMP, baik dari dana CSR maupun dana Swadaya.
Tentunya ini berkat kerja sama dari semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, TP PKK, Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun Bank Daerah dan seluruh masyarakat Provinsi Sumsel.
“Terus menanam di rumah, jangan jadi pembeli, jadilah penghasil dimulai dari tingkat keluarga, tidak hanya cabai tetapi juga sayuran lain seperti kangkung, bayam, terong, tomat, dan buah-buahan, serta sumber protein seperti ikan dan ayam untuk dibudidayakan di sekitar rumah,” ajaknya.
Sehingga masyarakat Sumsel menjadi masyarakat yang sehat, aktif, dan produktif, hal ini secara tidak langsung juga akan berkaitan dengan penurunan kemiskinan, penurunan angka stunting, dan peningkatan kualitas konsumsi pangan yang dilihat dari skor PPH konsumsi.
“Angka kemiskinan Provinsi Sumsel turun sebesar 0,12 poin pada Maret 2023, angka stunting turun dari 24,8 persen pada tahun 2021 menjadi 18,6 persen pada tahun 2022, dan peningkatan skor PPH dari 93,9 di tahun 2022 menjadi 94,2 di tahun 2023 peringkat ke 4 secara nasional,” imbuhnya.
Untuk menciptakan kemandirian pangan di Provinsi Sumsel, semua pihak tidak boleh berhenti sampai disini saja. Terus lanjutkan dan masifkan gerakan ini, edukasi sekolah-sekolah dan kantor-kantor sebagai percontohan bagi masyarakat umum.
“Terus gaungkan GSMP pada semua sektor masyarakat, di sekolah-sekolah, kantor-kantor baik pemerintah maupun swasta, kabupaten/kota sampai desa-desa di Provinsi Sumsel,” paparnya.
Hingga saat ini, Sumsel memiliki lebih kurang 2.000 tenaga penyuluh baik dari pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan yang bisa terjun langsung untuk mengedukasi masyarakat tentang teknik budidaya tanaman, perikanan, maupun peternakan.
Kegiatan ini bukan hanya proses menanam, tetapi sampai dengan pemanenan, edukasi, evaluasi, dokumentasi, dan pelaporan/pencatatan seluruh proses kegiatan dari modal, dan lainnya.
“Marilah kita bersama-sama melakukan gerakan untuk menstabilkan inflasi, menurunkan angka kemiskinan dan stunting, dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan di Sumsel sesuai dengan bidang masing-masing baik swasta maupun pemerintah,” bebernya.(ton)