Oleh :
Hari Purwanto, Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR)
Ironis, situasi Jokowi saat ini dimana 9 tahun lalu ketika Jokowi naik ke puncak kekuasaan, percakapan politik di negeri ini sarat dengan kepercayaan dan harapan. Jokowi yang berasal dari luar lingkaran elite politik lama diharapkan membawa perbaikan politik.
Namun diakhir masa kekuasaan, Jokowi memperlihatkan watak aslinya. Fenomena Jokowi Incorporated dapat kita lihat, yakni;
Pertama, diduga tidak melakukan tindakan terhadap adanya dugaan laporan korupsi yang melibatkan anaknya dan keluarga taipan konglomerat.
Kedua, diduga tidak melakukan tindakan terhadap perilaku anaknya Kaesang Pangarep dalam mengambil alih partai PSI tanpa melalui mekanisme partai yang benar dan layak.
Ketiga, diduga baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pengambilan keputusan di Mahkamah Konstitusi (MK) dalam putusan perkara 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat calon presiden dan wakil presiden.
Putusan ini secara langsung menguntungkan Gibran Rakabuming Raka dan kemudian terbukti hanya Gibran yang mendaftar hanya menjadi Calon Wakil Presiden menggunakan beleid ini.
Keempat, diduga melakukan intervensi dan menyalahgunakan kewenangan untuk mengganti pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui, KPK saat ini tengah memproses laporan terkait dugaan KKN anak Jokowi dengan keluarga taipan dan laporan terkait dugaan dalam putusan MK No. 90/PUU-XXI/2023.
Jangan kita biarkan “Jokowi Incorporated” merusak tatanan berbangsa dan bernegara sesuai konstitusi yang berlaku. Jawabannya hanya dengan cara “Pemilu Tanpa Jokowi”.(Irawan)
