Sekjen DPP Pandawa Nusantara : Semoga Putusan MK Tegak Lurus pada Sistem Terbuka

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Pandawa Nusantara Faisal Anwar/sriwijayamedia.com-irawan

Sriwijayamedia.com – Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya mengumumkan jadwal pembacaan keputusan terkait sistem Pemilu 2024 pada Kamis (15/6/2023) pukul 09.30 Wib besok.

MK akan memutuskan apakah sistem pemilu terbuka atau tertutup.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Pandawa Nusantara Faisal Anwar mengatakan keputusan MK merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh publik. MK telah mengabiskan waktu persidangan ini lebih dari setengah tahun. Wajar publik saat ini sorotannya ke MK. Karena menyangkut kepentingan dan hajat banyak pihak.

“MK mulai dari persidangan sampai besok (Kamis, 15 Juni 2023) telah melalui persidangan sebanyak 16 kali dalam kurun waktu setengah tahun. Selama itu juga publik dibuat harap-harap cemas terhadap sistem pemilu 2024 yang akan dilaksanakan. Ini soalnya bicara kepentingan dan hajat banyak pihak di pemilu 2024 nanti,” kata Faisal Anwar kepada wartawan dalam keterangan tulisnya, Rabu, (14/6/2023)

Menurut Faisal, jika MK memilih opsi sistem pemilu 2024 menjadi tertutup, maka marwah MK sebagai garda terdepan dalam menjaga demokrasi telah mati suri.

MK telah terdistorsi oleh kepentingan kelompok politik tertentu.

“Demokrasi Indonesia Kembali mati suri jika MK memutuskan sistem pemilu tertutup,” imbuhnya.

Faisal melanjutkan, keputusan MK besok harus dikawal oleh seluruh stakeholder, mulai dari para mahasiswa, aktivis pemuda, aktivis parpol, akademisi, dan masyarakat.

Partisipasi publik secara aktif dari warga negara sangat penting untuk menjaga demokrasi Indonesia tidak jatuh kejurang yang gelap.

“Partisipasi publik sebagai warga negara sangat penting dalam proses persidangan MK,” terangnya.

Oleh karena itu, Pandawa Nusantara meminta kepada para Hakim MK untuk istiqomah dan tegak lurus pada keputusan MK tahun 2008 yang telah menyatakan sistem pemilu dilaksanakan dari proporsional tertutup menjadi sistem proporsional terbuka.

“Kami tidak ingin MK yang beberapa belakangan ini terus menerus dipersepsikan negatif menjadi lebih buruk lagi jika memilih opsi tertutup,” jelasnya.(Irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *