AWG Gelar Bulan Solidaritas Palestina 2023 Bersama BKSAP DPR RI

Lembaga kemanusian yang fokus pada pembelaan Palestina, AWG akan menggelar pembukaan BSP 2023, Rabu (1/11/2023)/sriwijayamedia.com-raya

Sriwijayamedia.com – Lembaga kemanusian yang fokus pada pembelaan Palestina, Aqsa Working Group (AWG) akan menggelar pembukaan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023, Rabu (1/11/2023).

Atas kolaborasi dan dukungan dari Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, acara pembukaan BSP 2023 dapat digelar di Ruang Pansus B, Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta dan akan dibuka langsung secara simbolis oleh Ketua BKSAP DPR RI Dr H Fadli Zon.

Bacaan Lainnya

Pembukaan BSP tahun ini dilengkapi dengan forum diskusi atau Focus Group Discussion (FGD) bersama berbagai Non Goverment Organization (NGO) di dalam dan luar negeri, serta menghadirkan tokoh-tokoh bangsa yang peduli terhadap Palestina. Diantaranya Pembina AWG Imam Yakhsyaallah Mansur, Direktur Timur Tengah Kemenlu RI Bagus Hendraning Kobarsyih, Ketua Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI untuk Palestina Dr H Syahrul Aidi Maazat, Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium AWG Ir Nur Ikhwan Abadi, Ketua Maemuna Center (Mae-C) Onny Firyanti Hamidi, hingga Duta Besar Palestina untuk Indonesia H.E. Zuhair Al Shun.

Acara pembukaan BSP akan dimulai pada pukul 08.00 WIB dan dijadwalkan usai pada pukul 11.30 WIB. Lalu dilanjutkan dengan forum diskusi hingga pukul 15.30 WIB.

BSP tahun ini mengusung tema “Bergerak Berjama’ah Tolak Pemisahan Masjid Al-Aqsa”.

“Bulan Solidaritas Palestina adalah momentum untuk membuktikan bahwa rakyat Indonesia selalu bersama rakyat Palestina dalam kondisi apapun, terlebih dalam situasi perang Gaza saat ini peran solidaritas yang diperlihatkan oleh rakyat Indonesia dan seluruh rakyat internasional menunjukkan bahwa Israel merupakan penjajah dan pemerintahan Netanyahu adalah pemerintahan yang biadab,” ujar Ketua Panitia BSP 2023 Rifa Berliana Arifin.

Terkait dengan tema, ‘Bergerak berjamaah tolak pembagian Masjid Al Aqsa’ merupakan isu sentral yang saat ini kita terus melakukan informasi dan sosialisasi kepada sema pihak di Indonesia, dan mudah-mudahan mereka bisa menyadari bahaya yang saat ini sedang mengancam terhadap kiblat pertama umat Islam.

Rangkaian acara BSP 2023 akan dilaksanakan selama satu bulan penuh mulai 1-29 November 2023 / 17 Robiul Akhir – 15 Jumadil Awal 1445 H di Jakarta dan tersebar di seluruh Indonesia serta beberapa negara pro-Palestina di dunia.

“BSP tahun ini menjadi BSP terberat karena kita harus bekerja lebih ekstra dengan situasi yang saat ini terjadi di Jalur Gaza. Mudah-mudahan program-program BSP bisa menjadi terobosan bagi kemajuan diplomasi, kemajuan literasi, perjuangan seluruh level pemerintah dan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan dan kebebasan Masjidil Aqsa,” terang Rifa.

Rangkaian acara BSP 2023 diantaranya Festival Aqsa, Daurah Al-Quds/Diskusi Internasional, Sarasehan, Pameran Foto, Talkshow Millenial Peacemaker Forum, Football Competition, Gowes Cinta Al-Aqsa, Pengibaran Bendera Indonesia dan Palestina di Puncak Gunung, Pengibaran Bendera di Masjid-Masjid, serta Bakti Sosial.

“Dalam konteks kegiatan BSP yang memiliki 12 aktivitas selama bulan November secara penuh, kita berharap semua bisa mendukung kegiatan ini baik
dari High Level pemerintahan, parlemen, NGO, LSM, tokoh dan ulama bisa menjadi komponen penting dalam menyuarakan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina,” paparnya.

Acara tersebut akan digelar secara hibrida dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Al-Jamaah TV dan Rasil TV.

BSP 2023 merupakan tahun ketiga setelah diselenggarakan berturut-turut seak 2021.

Namun pada 2021, kegiatan ini pertama kali digelar dengan nama Pekan Solidaritas Palestina.

Bulan Solidaritas Palestina
November dipilih menjadi Bulan Solidaritas Palestina karena setidaknya ada empat peristiwa penting yang diperingati oleh rakyat Palestina dan dunia: pertama Deklarasi Balfour 02 November 1917 ; Kematian Yasser Arafat, 11 November 2004 ; Deklarasi Palestina Merdeka, 15 November 1988 dan Hari solidaritas Palestina sedunia yang ditetapkan oleh PBB sejak 1979 setiap 29 November.

Berdasarkan beberapa peristiwa bersejarah di atas, AWG memilih November menjadi BSP dan akan diperingati setiap tahun.

Kegiatan BSP 2023 akan dilaksanakan secara serempak di berbagai daerah di Indonesia.

Bahkan kegiatan ini pun akan digelar di Gaza, Palestina. BSP 2023 akan disemarakkan dengan ragam kegiatan, mulai dari perlombaan, bakti sosial, pengibaran bendera di puncak gunung, Gowes Cinta Al-Aqsa, serta seminar-seminar.

“Tentunya kegiatan ini dilakukan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat, mulai dari lembaga kemanusian seperti MER-C, organisasi masyarakat seperti MUI dan Muhammadiyah, tokoh-tokoh agama, kalangan pemerintah hingga kedutaan,” imbuhnya.

Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 ini BSP diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara.
Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang ke-Palestina-an, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS.

Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.

Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak penjajahan zionis Israel segera hengkang dari bumi Palestina.
BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina.

Bahkan Kementerian Pendidikan di Gaza mengeluarkan surat perintah kepada sekolah-sekolah untuk mengibarkan bendera merah puth. Dari video yang diterima AWG, tampak para siswa di

Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.

Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi.

RUU ini diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.

AWG adalah suatu lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada tanggal 20 Sya’ban 1429 H/21 Agustus 2008 M di Jakarta. Tahun ini, AWG telah memasuki usianya yang 15 tahun.(raya)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *