Sriwijayamedia.com – Pemerintah daerah merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Pusat. Untuk itu yang menjadi program strategis nasional (PSN) wajib didukung dan melakukan pengawalan agar program tersebut bisa berjalan baik.
Hal demikian disampaikan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Muba H Yudi Herzandi, SH., MH., saat meninjau progres pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), di Trase Bayung Lencir – Tempino di Desa Senawar Jaya Kecamatan Bayung Lencir, Jum’at (6/10/2023).
“Pembangunan jalan tol Trase Bayung-Tempino ini adalah PSN. Untuk itu kita terus mendukung. Semoga pembangunan selesai sesuai target yang direncanakan,” ujarnya.
Dia juga meminta kepada Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) maupun dari ATR/BPN Muba memfasilitasi pembayaran pembebasan lahan masyarakat untuk exit tol Bayung Lencir.
“Kepada ATR/BPN Muba, kami minta agar mempercepat proses penyelesaian admistrasi pertanahan terkait dengan pembebasan lahan exit tol Bayung Lencir, dan ganti rugi segera dibayar kepada pemilik lahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Project Managers Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Anang Nur menuturkan progres pembangunan proyek jalan tol hingga akhir September 2023 telah melampaui target yakni 10 persen dari target 9 persen.
“Harapannya diakhir tahun lebih dari 50 persen progres pembangunannya,” kata Anang.
Dia menyebut untuk akses tol (Exit Tol Bayung Lencir) sepanjang 2,9 km berdasarkan penetapan lokasi, belum ada pembayaran. Namun masyarakat sudah setuju semua lahannya dikerjakan.
“Selama menunggu pembayaran, kami coba untuk konsolidasi dengan masyarakat bersama Kepala Desa. Alhamdulillah dari 2,9 km, satu kilometer yang sudah dibebaskan. Masyarakat mau menyerahkan lahannya untuk dikerjakan, walaupun belum ada proses gati rugi. Sementara 1,9 km masih sistem sewa, dan saat ini tengah kami upayakan untuk pembebasan,” ungkapnya.
Dia berharap Pemkab Muba terus mendukung percepatan pembangunan jalan tol ruas Bayung Lencir – Tempino, khususnya dalam upaya pembebasan lahan.
“Secara teknis tidak ada kendala, hanya terkait pembebasan lahan. Sedangkan untuk pekerja, dari 400 orang yang bekerja disini lebih dari 50 persen adalah pekerja lokal,” jelasnya.(berry)