Sriwijayamedia.com – Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 dilakukan PuslitbangKes bahwa stunting di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mengalami penurunan 10,3 persen.
Plt Kepala Dinkes OKU Dedi Wijaya menjelaskan, dari hasil survei SSGI ada 48 kabupaten/kota dengan penurunan kasus stunting diangka 10 persen. Untuk wilayah provinsi ada 4 kabupaten/kota yang mengalami penurunan. Salah satu diantaranya Kabupaten OKU.
“Dengan pencapaian ini artinya penanganan stunting yang dilakukan Tim percepatan Penurunan Stunting diketuai Pj Bupati OKU berbuah hasil,” tutur Dedi.
Dia menjelaskan, dengan pencapaian ini, Kabupaten OKU tidak akan abai. Kinerja, dalam hal ini penanganan stunting akan terus ditingkatkan.
Baca Juga : Jutaan Ibu Beralih ke MAKUKU, Penjualan Diklaim Meroket
Perlu diingat bahwa pada hasil riset SSGI di tahun 2020, stunting di OKU diangka 31 persen. Tahun 2022 turun menjadi 10,3 persen. Dengan demikian, stunting di OKU berada diangka 18 persen.
“Target penurunan stunting secara nasional diangka 14 persen. Artinya Kabupaten OKU harus menurunkan 4 persen lagi. Dengan penanganan dan kerja tim dan OPD terkait, maka OKU menargetkan angka stunting di OKU akan berada di bawah target nasional pada 2024 mendatang,” paparnya.
Dia menyebutkan banyak indikator penurunan stunting yang berhasil diraih oleh kabupaten OKU ini. Antara lain maksimalnya kerja tim percepatan penanganan stunting OKU dan juga didukung peran TP PKK OKU.
Dimana secara langsung turun kelapangan melakukan edukasi ke masyarakat dan melakukan repitalisasi posyandu.
Baca Juga : Curahkan Atensi ke Guru Agama, Ketua PGRI Sumsel Apresiasi Pemkot Palembang
“Baik itu dari ajakan ke masyarakat membawa anaknya untuk datang ke posyandu tepat waktu dan edukasi serta pemberian bantuan makanan bergizi. Bahkan edukasi tentang pemanfaatan potensi sumber daya alam lokal untuk memenuhi gizi pada anak,” imbuhnya.
Dedi menjelaskan, untuk saat ini di 13 kecamatan se Kabupaten OKU ada sekitar 21.000 lebih anak dilakukan pengukuran. Hasilnya ada sebanyak 377 anak stunting atau 1,76.
“Angka stunting ini mengalami penurunan jika dibanding tahun 2021 periode yang sama terdapat 882 anak mengalami stunting,” jelasnya.(rnj)