Sriwijayamedia.com – Kongres IX Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) yang dilaksanakan di Makassar tanggal 5-11 Desember 2022 menetapkan Muhammad Asrul sebagai Ketua Umum (Ketum) LMND terpilih periode 2022-2024.
Muhammad Asrul terpilih secara demokratis sesuai mekanisme keorganisasian dengan mendapatkan dukungan mayoritas representatif dari struktural wilayah LMND seluruh Indonesia yang hadir dalam kongres IX LMND.
Kongres yang awalnya berjalan kondusif dan tertib dicederai oleh aksi walk out beberapa wilayah dan kota, yakni Wilayah Sulawesi tengah, Sulawesi barat, Sulawesi Utara, Kota Siantar, Kota Palembang, Kota Lampung dan Kota Mataram.
Aksi walk out tersebut dikarenakan kekecewaan mereka tidak mampu mendapat dukungan forum pada pembahasan, salah satu poin dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Poin yang dimaksud adalah afiliasi politik LMND dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD).
Sebagai informasi bahwa selama 23 tahun LMND berdiri, poin afiliasi politik dengan PRD tidak pernah dimasukkan dalam AD/ART organisasi, tetapi keduanya bekerjasama dan bersinergi dalam hal programatik saja.
Poin afiliasi politik ini dimasukkan dalam konstitusi organisasi pada kongres VIII LMND Jakarta tahun 2019. Lebih dari itu, PRD saat ini mengalami kevakuman struktural dan telah beralih membangun partai elektoral. Jadi, agak aneh mau berafiliasi politik dengan partai yang secara struktural sudah tidak ada.
“Mereka memaksakan kehendak agar LMND tetap berafiliasi politik pada PRD. Sementara mayoritas peserta Kongres tidak mengharapkan lagi poin afiliasi politik dengan PRD dimasukkan dalam konstitusi. Sebenarnya Kongres memiliki mekanisme penyelesaian bila terjadi perbedaan pendapat yang sulit disatukan yakni melalui mufakat atau loby-loby, namun mereka lebih memilih walk out,” kata Sekertaris Jenderal (Sekjen) LMND terpilih Goldy Herdiansyah, Rabu (28/12/2022).
Belakangan diketahui, beberapa wilayah dan kota yang Walk Out saat kongres menggalang kekuatan yang dikoordinir struktural partai tertentu dengan membentuk Komite Penyelamat Ideologi Politik Organisasi (KP IPO).
Kelompok pragmatis ini membangun sentimen dan narasi mengadu domba yang bertujuan memecah belah LMND, yang saat ini telah bergerak maju hanya untuk memenuhi kehendak dan hasrat untuk menjadikan LMND sebagai pionir agar bisa dikendalikan tanpa kemandirian secara organisasional.
“Entah apa yang mau diselamatkan dari kelompok ini tidak jelas. Sementara tiga orang struktural Partai yang ingin memecah belah LMND adalah Samsudin Saman, Mesak Habari dan Septian Path, dimana tiga orang ini adalah sebelumnya pengurus LMND, tetapi tidak pernah terlibat dalam kerja-kerja keorganisasian dan hanya fokus kerja-kerja partai. Namun setelah mengalami kegagalan, mereka kembali di LMND untuk merusak konsolidasi organisasi,” papar Goldy.
Tidak hanya itu, kelompok ilegal ini menyebarkan disinformasi di ruang publik dan melakukan fitnah dengan mengatakan pelaksanaan Kongres IX Makassar penuh tindakan intimidasi dan represifitas.
“Entah siapa yang mengusulkan ide buruk itu. Apa yang sebenarnya terjadi ialah kita (LMND) sedang berhadapan dengan upaya pecah belah oleh pihak luar yang sepertinya sangat berhasrat menguasai organisasi kita. Apakah kawan-kawan yang ikut-ikutan bermanuver di atas menyadarinya atau tidak, entahlah,” ungkap Goldy.
Selain itu, kelompok penganut Devide et Impera ini membangun narasi kebencian dan propaganda busuk terhadap kepengurusan LMND sebelumnya dengan mengatakan bahwa kerja-kerja organisasi tidak berjalan dan telah melenceng dari prinsip-prinsip keorganisasian.
Padahal, semua kerja-kerja ideologi, politik, organisasi telah disampaikan dan di pertanggung jawabkan dalam kongres tanpa ada bantahan ataupun penolakan dari peserta kongres.(Santi)