KAYUAGUNG-Sudah 3,5 tahun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI dipimpin Bupati OKI, H Iskandar, sudah banyak pula pembangunan infrastrukutur pedesaan, termasuk di sektor ketenagalistrikan direalisasikan.
Melalui program listrik desa, rasio elektrifikasi masyarakat OKI meningkat hingga 92 persen dari 75 persen pada tahun 2013 lalu.
“Energi listrik menjadi ciri sebuah daerah itu sudah merdeka atau belum. Alhamdulillah sejak 2015 lalu, kita sudah memasok listrik untuk masyarakat di tiga kecamatan yakni Air Sugihan, Sungai Menang dan Cengal,” kata Bupati OKI H Iskandar, SE usai rapat Paripurna HUT OKI ke 72 tahun di Gedung DPRD OKI, Rabu (11/10).
Sejak dua tahun terakhir ini, lanjut Bupati, Pemkab OKI terus menggenjot rasio elektrifikasi masyarakat melalui pembangunan jaringan transmisi listrik desa sepanjang 103,96 kilometer dan 546 unit jaringan listrik tenaga surya.
Melalui program ini, Bupati OKI mengklaim mampu mengentaskan tiga kecamatan dari keterisoliran energi listrik, yaitu Kecamatan Cengal, Sungai Menang dan Air Sugihan.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman OKI, Ir Man Winardi menambahkan, penyaluran energi listrik dapat menembus pelosok desa pasca Pemkab OKI menjadikannya program prioritas sejak dua tahun terakhir.
“Di OKI masih ada desa yang belum merasakan energi listrik, ada juga desa yang terputus atau terisolir karena tidak ada akses jalan darat. Tapi sejak semua ini dijadikan prioritas, sedikit demi sedikit sudah banyak desa mulai terang,” kata Man.
Dia mengaku program ini dapat terlaksana berkat kerja sama Pertahanan OKI dengan PLN WIlayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu.
“Untuk biaya kontruksi, memang melalui APBD. Namun untuk transmisinya berasal dari PLN. Untuk itu, Pemkab sangat mengapresiasi sekali kerja sama ini,” terangnya.
Dona, salah satu warga Desa Sungai Menang mengaku sangat bersyukur aliran listrik masuk ke Desa Sungai Menang. Sebelumnya, warga mengeluarkan biaya untuk membeli BMM untuk penerangan yang dimulai dari pukul 18.00WIB hingga 06.00WIB.
Namun sejak ada listrik PLN, masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan cost besar untuk penerangan.
Setali tiga uang, Rita, warga Cengal mengaku, listrik yang masuk desa ini sangat membantu kelancaran aktivitas sehari-hari, termasuk menunjang perekonomian warga setempat.
“Dulu penerangan listrik kami anggap sebatas mimpi. Alhamdulillah tidak disangka sejak dua tahun ini desa kami sudah terang benderang,” katanya.
Sebelumnya, tiap bulan biaya yang dikeluarkan sampai jutaan rupiah hanya untuk membeli BBM genset. Kini pengeluaran semakin ringan untuk sebuah penerangan listrik.(abu)