KAYUAGUNG-Diduga tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), proyek pembangunan Jalan Sepucuk Kecamatan Kota Kayuagung, terutama di Kilometer 6 dari Jembatan Mangun Jaya-Kotaraya tahun 2016 asal jadi.
Pantauan dilapangan, proyek pembangunan yang menelan anggaran puluhan miliar bersumber dari APBD 2016 melalui Dinas PU dan Penataan Ruang OKI tersebut kondisinya sudah banyak yang mengalami kerusakan dibeberapa titik.
Konstruksi jalan yang dibangun dengan cor beton bertulang tersebut sebagian besar banyak yang mengelupas yang diduga lantaran campuran semen dan pasir yang tak seimbang.
Ironisnya, besi yang digunakan untuk menahan cor beton kondisinya keluar dari permukaan. Tipisnya cor beton diduga penyebab cepatnya jalan kabupaten itu rusak.
Anehnya lagi, besi ulir yang digunakan pada jalan cor jalan tampak berbeda. Ada besi menggunakan ukuran 10 inchi, dan ada pula besi ukuran 8 inchi.
“Ya pak, kami khawatir kalau melintasi jalan ini. Sebagian besinya keluar, kami takut mengenai ban mobil kami. Tertusuk besi saja, ban mobil bisa bocor,” kata Egi, warga Kayuagung, Selasa (21/11).
Dia pun sangat menyayangkan kondisi jalan yang cepat rusak. Padahal Jalan Sepucuk itu baru dibangun tahun 2016 lalu.
“Aneh juga pak, baru dibangun 2016, jalan sudah rusak parah. Besi keluar dimana-mana. Coba bandingkan saja dengan jalan cor beton disebelahnya, ada yang menggunakan besi 10 dan ada juga besi 8. Sesuai kalau jalan ini cepat rusak,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Mahasiswa, Masyarakat Penyelamat Aset Daerah (AMMPAD) Sumsel Hasbi Nusantara mengaku pihaknya sangat menyayangkan cepatnya terjadi kerusakan pada Jalan Sepucuk yang dibangun tahun 2016 lalu.
“Inikan jalan poros yang menghubungkan lima kecamatan. Seharusnya pemborong mengutamakan kualitas dan jangan hanya berpikir profit saja,” kata Hasbi.
Dia juga mempertanyakan kemana pengawasan dari dinas terkait, termasuk pihak auditor yang mengurusi pembangunan Jalan Sepucuk tahun 2016.
“Bayangkan saja, masak ukuran besinya saja berbeda-beda. Kami menduga ini ada konspirasi yang sangat masif demi keuntungan tertentu,” ujarnya.
Dia menilai Dinas PU dan Penataan Ruang OKI terutama dalam menjalankan pembangunan fisik di OKI tidak mengutamakan kualitas. Namun berorientasi pada profit belaka.
Dia berharap Bupati OKI H Iskandar, SE dapat lebih intens dalam mengawasi jalannya pembangunan di OKI ini.
Menyikapi hal itu, Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang OKI, Ir H M Hapis, MM., melalui Sekretaris H Sujasmin membantah keras kalau ukuran besi yang digunakan pada pembangunan Jalan Sepucuk tahun 2016 menggunakan besi 8 inchi.
“Itu tidak benar. Semua besi Jalan Sepucuk menggunakan besi minimal 10 inchi,” ucapnya.
Menurut dia, jalan tersebut mengalami kerusakan karena intensitas kendaraan yang melintas lebih tinggi. Salah satunya adalah kendaraan yang membawa material pembangunan jalan tol.
“Jalan itu rusak karena ada pembangunan jalan tol sehingga banyak dilalui kendaraan dengan beban berat. Tapi alhamdulillah, pihak Waskita selaku pelaksana sudah melakukan survey dan menyatakan siap untuk melakukan perbaikan Jalan Sepucuk,” jelasnya.(abu)