BANYUASIN – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) bekerjasama Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Generasi Muda Desa Nusantara (Gema Desantara) terus mendorong para pemuda di Indonesia untuk menjadi pelopor pertanian organik. Program yang dikemas dalam bentuk pelatihan dengan peserta para pemuda desa ini telah berjalan sejak November 2017 lalu dan ditargetkan selesai pertengahan Desember 2017 ini.
Kali ini, Kemenpora dan Gema Desantara menyambangi Kabupaten Banyuasin, Sumsel. Kegiatan yang berlangsung sejak 6 hingga 8 Desember 2017 ini melibatkan 50 pemuda terdiri dari perwakilan 25 desa yang tersebar di Kabupaten Banyuasin.
Perwakilan DKN Gema Desantara, Joni Suherman menyampaikan beberapa point penting mengapa pemuda menjadi sasaran dalam program pelatihan ini.
Menurut Joni, saat ini pemuda mengalami kemunduran yang sangat signifikan dalam mengambil profesi sebagai petani.
“Negara kita ini adalah negara agraris, jika tidak diantisipasi dengan mengajak pemuda kembali bertani, maka bisa dipastikan ke depan Indonesia akan mengalami krisis pangan luar biasa,” kata Joni, Jumat (8/12).
Melalui pelatihan kepeloporan pemuda tani ini, pihaknya berharap kedepan para pemuda bisa memulai kerja-kerja pertanian organik (alami) di lahan mereka masing-masing, sembari melakukan advokasi sekaligus pendampingan kepada para petani di sekitar agar ikut bertani secara alami atau organik.
“Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali dengan pengetahuan Community Organizer (CO) sehingga kedepan proses pendampingan di lapangan bisa berjalan maksimal,” ujar Joni.
Pemateri dalam pelatihan ini, Ansar Acing berharap alumni pelatihan ini akan menjadi lokomotif terhadap proses perjalanan panjang perjuangan menyebarkan sistem pertanian alami.
“Semangat pemuda akan kita kerahkan secara kolektif membangun organisasi tani yang berbasis kerja-kerja pertanian alami di masyarakat pedesaan. Kedepan kami berharap di Kabupaten Banyuasin ini bisa terbentuk Organ Gema Desantara yang pengurusnya adalah sahabat pemuda tani alumni dari pelatihan ini. Sehingga proses pendampingan akan mudah dijalankan di tengah masyarakat,” harap Ansar.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelatihan, Anwar meminta kepada semua peserta dapat mrmanfaatkan moment ini sebaik mungkin.
“Jika metode pertanian organik atau alami ini benar-benar di jalankan peserta, maka dipastikan akan menekan biaya produksi dalam bertani dengan mrmanfaatkan bahan di sekitar kita. Sehingga kemandirian dan kesejahteraan petani akan terwujud yang berdampak pada kedaulatan pangan secara nasional,” jelas Anwar.
Terpisah, Ketua Umum DKN Gema Desantara, Jaelani menegaskan bahwa program ini tidak hanya berorientasi pada pengembangan pengetahuan kaum muda dalam bidang pertanian organik. Terpenting adalah mewujudkan kesadaran generasi muda untuk menjaga dan mengelola tanahnya sendiri sehingga bermanfaat.
“Kaum muda harus tumbuh sebagai agen perubahan, saatnya kita menjadikan pertanian organik sebagai jalan untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional,” tutur Jaelani.(ted)