Antisipasi Kenaikan Harga Sembako Jelang Ramadan, Ini Yang Dilakukan Pemkab OKI

IMG_20180502_153137

KAYUAGUNG-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI melalui Tim Pengedali Inflasi Daerah (TIPD) melakukan rakor pemantauan harga dan pasokan pangan. Upaya ini dimaksudkan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan kestabilan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.

“Rakor ini adalah antisipasi dan kesiapan kita menjelang puasa dan idul fitri, dimana sering sekali terjadi kenaikan harga menjelang puasa dan idul fitri,” tutur Sekda OKI, H Husin, S.Pd, MM saat memimpin rakor TPID OKI menghadapi Ramadhan 1439 Hijriah, di Kantor Bupati OKI, Rabu (2/5).

Bacaan Lainnya

Seluruh pemangku kepentingan, kata Husin, diminta untuk terus melakukan pengecekan ketersediaan dan kenaikan harga pangan selama memasuki bulan suci Ramadan.

Rakor koordinasi ini dihadiri sejumlah pihak antara lain perwakilan Bank Indonesia, Hiswana Migas, Perum Bulog, BPS dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait TPID.

Ketua TPID OKI ini melanjutkan berdasar pantauan tim, ketersediaan bahan pokok di tingkat pasar masih relatif cukup sehingga kenaikan harga belum signifikan.

“Pasokan dan distribusi diupayakan dapat terus dipantau karena jika pasokan kurang tentu akan berpengaruh terhadap permintaan dan harga,” jelas Sekda.

Perwakilan Bank Indonesia Palembang Rendra Prasetya Kuswono menambahkan perkembangan inflasi di Sumatera Selatan (Sumsel) pada April 2018 dikisaran 0,38 atau masih dibawah rata-rata nasional dan termasuk lima terendah di Sumatera.

Komoditi penyumbang inflasi, lanjut Rendra, antara lain cabai merah, bawang merah/putih, juga harga kendaraan bermotor.

“Tren inflasi di Sumsel masih dibawah rata-rata nasional dan ambang 3,5 persen. Namun jelang Ramadhan patut diwaspadai atas kenaikan beberapa komoditi seperti beras, bawang, daging dan ayam,” terangnya.

Selain faktor komoditi, inflasi juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kenaikan BBM, cukai tembakau dan tarif dasar listrik.

Untuk memantau laju inflasi, BI selaku bagian dari TPID telah melakukan sinkronisasi dan membagi zonasi wilayah.

“Kita akan bagi zonasi kabupaten/kota di Sumsel untuk memudahkan koordinasi. Jadi misalnya suatu komoditas surplus di satu kabupaten bisa untuk menopang kabupaten lain agar sama-sama tetap stabil,” tungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan OKI, Sudiyanto Djakfar, S.Sos, M.Si mengaku harga bahan kebutuhan pokok di Kabupaten OKI sampai saat ini masih relatif stabil.

Berdasarkan pantauan, harga bahan kebutuhan pokok di Kota Kayuagung dan beberapa kecamatan terdekat belum ditemukan lonjakan harga.

“Untuk beras tetap normal Rp10.000 dibawah HET. Untuk komoditi lain kenaikan hanya berkisar Rp1000 sampai Rp3.000, seperti telor ayam dari Rp19.000 naik jadi Rp22.000. Namun yang naik signifikan daging ayam ras dari Rp32.000 ke Rp36.000. Masalahnya karena pasokan dari peternakan yang tersendat karena sedang masa pembesaran. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan kembali normal,” ujar Sudiyanto.

Kestabilan beberapa bahan pokok seperti beras, cabe dan bawang merah di OKI karena perimbangan antara permintaan dan pasokan.

“Kita mengandalkan pasokan dari petani lokal dan tidak bergantung pada pasar induk yang ada di Palembang. Pasokan juga kita dapat dari Lampung,” jelasnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar warga tidak perlu resah dan panik. Apalagi Pemkab beserta instansi terkait akan terus melakukan pengawasan sehingga distribusi bahan kebutuhan pokok berjalan terkait.

Selanjutnya guna mengantisipasi terjadinya kenaikan harga, Sudiyanto mengatakan telah berkoordinasi dengan Bulog, terutama menyangkut pendistribusian bahan pokok seperti beras, gula dan minyak curah ke seluruh pasar tradisionil.

Langkah itu dilakukan agar masyarakat, terutama yang kurang mampu dapat membeli guna memenuhi kebutuhan menyambut bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.

“Kita akan lakukan operasi pasar bersama bulog, termasuk kepolisian untuk memastikan stabilitas harga dan pasokan barang termasuk rantai distribusinya,” katanya.

Sudiyanto menambahkan jika nantinya ada produsen pangan nakal yang menjual harga sangat tinggi ke masyarakat, maka akan diserahkan ke pihak berwajib.

“Harapan kami tentunya nanti saat menjelang puasa dan lebaran harga pangan terjangkau dalam artian stabil dan terjangkau konsumen. Jadi konsumen mampu membeli pangan saat puasa dan lebaran,” tuturnya.(abu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *