KAYUAGUNG-Banyaknya pasien yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kayuagung dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk meraup keuntungan dengan cara menjual nomor antrian kepada pasien yang hendak berobat.
Berdasarkan pantauan di ruang rawat jalan ada sekitar tiga sampai empat orang yang terlihat lalu lalang mendekati pasien yang ingin berobat dengan menawarkan nomor antrian kepada pasien yang baru datang.
Untuk mendapatkan nomor antrian lebih cepat, pasien ditawari untuk membeli sebesar Rp10.00).
“Ini bu nomor antrian 86 kalu galak Rp10.00) bae mendaktu ibu ngambek antrian disitu sudah nomor 120 an lamo biso ibu antri,”ujar salah satu calo kepada pasien.
Yenti, salah satu pasien saat dikonfirmasi di lokasi mengatakan, bahwa dirinya juga mendapat tawaran dari salah satu calo yang ingin menjual nomor antrian kepadanya.
“Saat saya mengambil nomor antrian saya mendapat nomor 120. Sedangkan yang dipanggil baru nomor 80 dan calo itu menawarkan nomor antrian 86 kepada saya dengan imbalan Rp10.00),” kata warga Kayuagung ini, Senin (4/9).
Yenti mengaku heran mengapa ada praktek percaloan di RSUD Kayuagung ini karena warga yang datang belakangan justru bisa mendapatkan nomor antrian lebih awal.
“Inikan sangat merugikan pasien, udah jelas calonya menawarkan secara terang-terangan. Masak manajemen RSUD hanya tutup mata,”ungkapnya.
Yenti menduga praktik percaloan di RSUD Kayuagung ini sudah berlangsung sangat lama.
“Saya berharap praktik semacam ini harus segera dihilangkan dan jangan sampai dibiarkan begitu saja,”katanya.
Welly Tegalega, pemuda pemantau pembangunan OKI sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurut dia, masalah ini menambah catatan panjang kebobrokan RSUD Kayuagung.
“Saya sangat miris mendengar ini bagaimana mungkin nomor antrian pun bisa dijual oleh calo. Kemana manajemen RSUD, tidak mungkin mereka tidak mengetahui keberadaan calo,”tuturnya.
Bukan hanya itu, kata Welly, dulu ada keluarga angkatnya yang kena luka tusuk bagian perut dan tangan hampir 2.5 jam pasien dikasih infus. Sedangkan luka tusuk tidak dikasih obat sehingga darah terus keluar.
“Pihak RSUD bilang pasien harus di rujuk ke rumah sakit Palembang. Nah selama 2.5 jam itu pasien diterlantarkan alasan menunggu konfirmasi dari rumah sakit Palembang. Ini manajemennya seperti apa. Harus ada perbaikan bila perlu rombak lagi manajemennya,”ujar Welly.
Sementara itu, Agus Masnanto, anggota DPRD OKI Komisi IV saat dikonfirmasi mengaku kaget prihal jual beli nomor antrian di RSUD Kayuagung.
Dia mengaku prihatin dengan kondisi RSUD. Ini membuktikan kalau pelayanan di RSUD ini kurang bagus.
“Harusnya tidak terjadi seperti itu managemen harus ditata dengan baik ini sama saja dengan pungli,”jelasnya.
Menurut dia, pihaknya akan mengkroscek lg kebenaran tersebut bila perlu pihaknya akan melakukan sidak dan ini akan menjadi dasar untuk memanggil pihak RSUD.(abu)