PALEMBANG- Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel merilis dari 3.000 tersangka narkoba, sekitar 75 persennya berasal dari kaum milenial. Oleh sebab itu, Polda Sumsel gencar melakukan sosialisasi pencegahan bahaya narkoba.
Hal itu terungkap saat kegiatan sosialisasi dengan mengambil tema “Generasi Milenial Katakan Tidak Untuk Narkoba, Hoaks, Pornografi dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga” yang diselenggarakan oleh Bhayangkari, di Ballroom Rumah Makan Sri Melayu, Selasa (12/3)
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menyatakan ada beberapa hal yang disampaikan pada kaum milenial yakni topik anti narkoba, hoaks, pornografi dan kekerasan dalam rumah tangga.
“Ini merupakan event kegiatan sangat positif bagi kaum milineal di Sumsel. Dengan memberikan kesadaran kepada mereka kalau hoaks itu adalah berbahaya. Itu harus dicek kebenarannya. Begitu juga masalah narkoba, harus dihindari,” kata Kapolda.
Khusus untuk narkoba, pada Februari 2019 lalu pihaknya berhasil melakukan pemusnahan 8 kilogram lebih, dan pelakunya sendiri kaum milenial berusia dikisaran 20-30 tahun.
Ini menunjukkan bahwa kaum milenial rentan terhadap ancaman penggunaan dan peredaran narkoba, pornogorafi, kekerasan dalam rumah tangga.
“Sebagai contoh ngebully kawan dan sebagainya, itu termasuk tidak baik, kekerasan fisik ataupun verbal. Dalam sosialisasi ini, kita mengajak pelajar yang ada di Kota Palembang untuk menjauhi narkoba,” jelasnya.
Direktur Narkoba Polda Sumsel Kombes Parman menambahkan pihaknya terus melakukan upaya memberantas peredaran narkoba dengan menangkap pelaku narkoba.
Dia mengilustrasikan tangkapan 40 kg narkoba beberapa waktu lalu itu berkat kerjasama dengan Polda Metrojaya.
“Kita di Kota Palembang merupakan salah satu transit narkoba, sebelum masuk ke provinsi Lampung dan sebelum sampai ke pintu gerbang ke Pulau Jawa,” tegasnya.
Menurut dia, peredaran narkoba di Sumsel dinilai sangat banyak. Sejauh ini, pabrik tidak ada. Sumsel merupakan tempat singgah.
Terkait sosialisasi ke pelajar, menginggat penyalahgunaan dilakukan kaum milenial banyak cukup banyak sehingga perlu dilakukan sosialisasi ini.
“Kita antisipasi saja, karena berdasarkan data ada 3.000 tersangka, dimana 2.500 dari kaum milenial atau sekitar 75 persen ditetapkam sebagai tersangka. Kita tekankan bahaya narkoba ini hingga ke kalangan pelajar,” pungkasnya.(ton)