Palembang, Sriwijaya Media-Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas) Kota Palembang kembali melaksanakan kegiatan goes to campus yang dipusatkan di Gedung Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya (Unsri) Padang Selasa Palembang, Sabtu (6/4).
Goes to campus ini dihadiri Kepala BPH Migas, Perwakilan dari Perusahan Terbatas (PT) Pertamina, Perwakilan dari Rektor Unsri, para kalangan universitas, organisasi, Perwakilan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumsel, ratusan peserta dan lainnya.
Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi Dr Ir Muslim, M menyatakan pihaknya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada teman-teman di BPH Migas yang mempercayakan Unsri sebagai tuan rumah acara BPH Migas goes to Campus dan diskusi.
“Ini kegiatan kedua dan mudah-mudahan kerjasama ini bisa berlanjut secara berkesinambungan,” tuturnya.
Saat ini, lanjut dia, migas merupakan hal yang sangat penting dan merupakan penyumbang energi terbesar didunia, baik energi minyak, gas, ataupun listrik.
“Orang Palembang sudah banyak sekali duduk di Jakarta, salah satunya adalah Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral. Beberapa yang lalu melakukan kunjungan ke Kota Prabumulih dan Palembang. Di Kota Prabumulih akan dibangun Akamigas ketiga di Indonesia. Ini patut disyukuri,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menambahkan pihaknya sengaja menunjuk Kota Palembang menjadi tuan rumah dengan melibatkan 10 kampus dan organisasi kepemudaan. Kegiatan ini sendiri diikuti sekitar 500 mahasiswa.
“Kita menyosialisasikan kepada kalangan mahasiswa, hingga sektor Kementrian ESDM. BPH migas langsung dibawah Presiden, tapi harus tetap berkoordinasi dengan Kementrian ESDM. Sumsel ini merupakan provinsi dengan jumlah gas terbanyak, seperti di Kota Prabumulih ada 86.000 masyarakat atau sekitar 80 persen sudah memakai jaringan gas (jargas). Begitu juga Palembang ada sekitar 15.000 masyarakat yang telah menggunakan jaringan gas,” tegasnya.
Dia mengaku kalau Menteri ESDM berjanji jika tahun 2019 bisa mendapatkan 1 juta sambungan jargas ke rumah warga, maka 200.000 akan diberikan ke Provinsi Sumsel.
“Walaupun harga lebih murah dari gas elpiji 3 kg, tapi untuk penetapan satu harganya tetap BPH Migas. Jadi yang mengawasi dan menetapkan harga gas dan BBM itu BPH migas, bukan BUMD. Sedangkan untuk titik-titik lokasi BBM satu harga di Indonesia, ada 133 titik lokasi yang akan dibangun.Tahun ini tinggal 37 lagi yang akan dibangun, dan di Sumsel ada di Kabupaten Sekayu dan Muratara yang akan dibangun,”pungkasnya.(ton)









