Kayuagung, Sriwijaya Media- Kabar gembira bagi warga Ogan Komering Ilir (OKI) karena pada peringatan HUT ke 74 Republik Indonesia tahun ini, pemerintah setempat memberi kado istimewa berupa perbaikan ratusan kilometer jalan rusak yang tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten OKI.
Kepala Dinas PUPR OKI, Ir Hafidz, menjelaskan, proses perbaikan jalan pada tahun 2019 sudah dimulai sejak bulan Juni lalu. Tahun ini, perbaikan menyasar beberapa kecamatan dengan jumlah pekerjaan sebanyak 54 paket proyek infrastruktur jalan, jembatan dan pengairan. Rinciannya, 25 paket pekerjaan sudah direalisasi, 29 paket sisanya sedang proses tender.
Hafidz menambahkan ruas jalan yang menjadi tanggungan Pemkab OKI capai 2,037 kilometer dengan 188 ruas serta kondisi jalan sepanjang 643 km atau 32 persen dalam keadaan baik, 768 km atau 38 persen sedang, 483 km atau 24 persen rusak ringan dan 161 km atau 25 persen rusak berat.
“Jalan itu berstatus jalan kabupaten. Panjang sekali, sehingga perbaikan kita lakukan secara bertahap,” tutur Hafidz, Sabtu (17/8).
Kendati demikian, Hafidz mengklaim kondisi jalan dengan kondisi mantap yang ada di Kabupaten OKI terus bertambah.
“Dari 56,18 persen pada tahun 2013 menjadi 69,34 persen pada tahun 2017,” jelasnya.
Pekerjaan fisik yang mulai pengerjaan, lanjut Hafidz, antara lain pada ruas Talang Jaya-Sungai Menang, ruas Kayulabu-Talang Jaya. Kedua ruas jalan ini akan mendapatkan pengecoran, serta ruas Sirah Pulau (SP) Padang-Pampangan juga dalam proses pengerjaan.
Untuk melaksakan perbaikan jalan tersebut, pemerintah menyiapkan dana sekitar 50 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ditambah bantuan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Ada dukungan dari APBD Provinsi dan APBN, termasuk ruas Lebung Itam-Tulung Selapan sedang menunggu proses tender provinsi untuk mulai pekerjaan,” ucapnya.
Untuk menjadikan seluruh jalan di OKI mulus, Hafidz mengklaim selain panjangnya jalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, keterbatasan anggaran serta kontur wilayah rawa yang mendominasi OKI menjadi hambatan tersendiri.
“Total panjang jalan yang jadi tanggung jawab kita jauh lebih panjang ketimbang jalan provinsi dengan anggaran yang lebih sedikit ditambah kontur rawa yang butuh penanganan khusus,” paparnya.(abu)