– Dinkes Ajak Masyarakat OKI Terapkan PHBS
Kayuagung, Sriwijaya Media- Simpang siur merebaknya isu virus corona di Kabupaten OKI membuat pihak RSUD Kayuagung akhirnya angkat bicara. Direktur RSUD Kayuagung dr Mirda mengaku salah satu pasien diduga masuk dalam kriteria orang dalam pemantauan (ODP) virus covid 19.
“Memang benar ada salah satu pasien yang baru masuk pagi ini sekitar pukul 07.30WIB dengan keluhan panas tinggi. Namun saat ini statusnya dalam pematauan karena diduga covid 19,” ucap Direktur RSUD Kayuagung dr Mirda saat press conference di RSUD Kayuagung, Senin (16/3/2020).
dr Mirda melanjutkan saat ini pasien telah dilakukan pemeriksaan tim medis rumah sakit. Kendati demikian, pihaknya belum dapat menyimpulkan apakah yang bersangkutan positif atau tidak karena masih dalam pemantauan.
Mirda menceritakan bahwa pasien pada Rabu 11 Maret 2020 lalu melakukan perjalanan ke Tangerang dengan menggunakan kendaraan pribadi. Setelah urusan selesai, pasien pulang dengan keluhan demam tinggi.
“Pasien saat ini masih dirawat di ruang isolasi. Kami pun belum bisa memastikan karena tim medis masih bekerja. Dimungkinkan sekitar 3 sampai 4 hari lagi baru dapat dipastikan apakah pasien tersebut positif atau tidak,” terangnya.
Terkait beredarnya pesan berantai dari whatsapp yang menyatakan bahwa ada sebanyak 6 pasien yang diduga terpapar virus corona, Mirda membantah hal tersebut.
“Informasi itu tidak benar dan dilakukan oleh oknum yang tak bertanggungjawab,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan OKI, Iwan Setiawan, S.KM mengatakan penyebaran virus ini dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar dan selalu mencuci tangan.
“Kasus virus corona ini dapat seminimal mungkin ditanggulangi. Tentu dengan kesadaran diri untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan memakai sabun atau cairan antiseptic dengan air mengalir,” jelasnya.
Setali tiga uang, Kepala Dinas Kominfo OKI Alexsander Bustomi meminta masyarakat untuk tidak panik mendengar ataupun mendapati informasi yang belum tentu kebenarannya.
“Karena saat ini statusnya masih dalam pemantauan. Artinya belum positif. Kita minta masyarakat jangan panik berlebihan dan jangan menyebarkan hoax yang belum tahu kebenarannya,” tuturnya.(abu)