Coca Cola Amatil Jalin Kerjasama di Bidang Logistik

IMG_20200401_171116

Jakarta, Sriwijaya Media – Coca-Cola Amatil Indonesia melalui inisiatif corporate venture capital, Amatil X secara resmi mengumumkan kerjasama bisnis dengan perusahaan start-up Indonesia di bidang logistik, Kargo Technologies untuk membantu perluasan strategi bisnis dan proses digitalisasi di Indonesia.

“Sebagai salah satu perusahaan penjualan, manufaktur, dan distribusi minuman terbesar yang telah beroperasi sejak tahun 1992 di Indonesia, tentu kami harus melakukan kerjasama itu,” kata demikian Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia, Kadir Gunduz, Selasa (1/4/2020).

Bacaan Lainnya

Kadir Gunduz menyampaikan bahwa kerjasama dengan Kargo Technologies merupakan sebuah momentum penting bagi perjalanan transformasi Amatil Indonesia.

Sebagai kekuatan di balik merek minuman favorit Indonesia, pihaknya percaya bahwa investasi kami di Kargo Technologies akan mendukung ambisi Amatil Indonesia menjadi pemain terkemuka dalam ekosistem digital di Indonesia.

“Kargo Technologies adalah investasi awal pertama kami di Indonesia dan kami senang dapat bermitra dengan mereka untuk meningkatkan kemampuan logistik Amatil Indonesia secara keseluruhan, ” ujarnya.

Saat ini, kargo sedang memenuhi dua rute transportasi darat utama dan pihaknya berharap strategi tersebut akan terus meningkat seiring dengan perluasan jaringan kargo.

“Coca-Cola Amatil Indonesia berharap bahwa kolaborasi ini tidak hanya dapat memperluas bisnis atau cara kami melayani pelanggan, tapi juga perusahaan dapat berkontribusi pada kesiapan tenaga kerja terhadap Industri 4.0 dan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” ungkapnya.

Menurut CEO Kargo Technologies Tiger Fang, logistik yang didukung teknologi merupakan tren yang terbukti di pasar lain, termasuk India, Cina, dan Amerika Serikat.

“Kami sangat senang dapat bekerja dengan Coca-Cola Amatil untuk lebih mendigitalkan dan mengoptimalkan rantai pasokan mereka di Indonesia,”jelasnya.

Di Indonesia, logistik jalan mencapai 16% dari PDB dengan sekitar USD 40 miliar dari anggaran dihabiskan untuk angkutan truk setiap tahun. Industri ini sangat terfragmentasi, dengan tujuh juta truk beroperasi di 17.000 pulau.

Ditambahkannya, 90% perusahaan truk memiliki 100 truk atau kurang dan 75% memiliki 20 truk atau kurang. Oleh karena itu, Kargo sedang membangun infrastruktur digital untuk menghadirkan efisiensi bagi sistem logistik Indonesia.

“Kargo menghubungkan bisnis dan kebutuhan pengiriman mereka dengan perusahaan angkutan truk yang memiliki kendaraan dengan ruang kargo yang tersedia di dekatnya,” ucapnya.

Terpenting, Kargo dapat mengambil banyak muatan untuk backhaul yang berarti truk kembali dengan muatan kosong yang lebih sedikit, memungkinkan mereka untuk memaksimalkan pendapatan dan mendistribusikan biaya dengan lebih baik.(ton)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *