Palembang, Sriwijaya Media – Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel mengklaim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dengan mengimplementasikan sistem zonasi penuh sulit diterapkan diseluruh Indonesia. Karena untuk kriteria sekolah masih banyak yang belum mencukupi fasilitas. Salah satunya tenaga pengajar.
Dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Sumsel Riza Fahlevi, kalau penerapan PPDB di Sumsel sangat sulit untuk dilakukan.
“Kalau diterapkan PPDB, kita melihat wilayah sekolah terlebih dulu, karena ada sekolah yang berada di tengah-tengah kantor, tidak berada dikalangan rumah penduduk. Kalau berdasar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 44/2019 tentang PPDB melalui jalur zonasi, maka sekolah itu tidak dapat menerima murid dari luar,” ujarnya.
Khusus Sumsel, terutama di Palembang ada 3 sekolah yang menjadi rujukan karena dianggap mencukupi fasilitasnya, yakni SMA Negeri 1, SMA Negeri 17, SMA Negeri Sumsel. Pihaknya mengajukan diskresi untuk ketiga sekolah tersebut dan tidak menerapkan Permendikbud No 44/2019 tentang PPDB melalui jalur zonasi.
“Ketiga sekolah tersebut didesain menjadi icon sekolah unggulan Sumsel dan menjadi kebanggaan Sumsel tanpa bermaksud mengecualikan SMA lain yang kini banyak menjadi rujukan. Ada 27 SMA rujukan di Sumsel seperti SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 5, SMAN 6 dan lainnya dengan pembagian 30 persen zonasi, 50 persen tes, 15 persen afirmasi dan 5 persen untuk siswa pindahan atau mutasi,” bebernya.
Dia mengaku sekolah bisa saja menerapkan sistem zonasi full, tapi apakah sekolah itu memenuhi 8 standar ditetapkan, baik dikota ataupun kabupaten.
Saat ini Kemendikbud bekerjasama dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) untuk melakukan pembelajaran untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia pada masa pandemi Covid-19.
Namun disisi lain, tidak semua daerah menerima siaran TVRI. Maka dari itu, alangkah baiknya TVRI yang berada di Sumsel bisa memfasilitasi dan bekerjasama dengan Disdik, dan untuk narsumnya bisa dari guru-gurunya baik SMA, SMK, dan sebagainya.
“Seorang sosok guru yang mengajar secara langsung dengan bertatap muka tidak bisa tergantikan dengan cara apapun. Karena pastinya berbeda kalau belajar melalui teknologi, ruang belajarnya lebih sempit dan tidak bebas. Mari kita berdoa bersama, supaya wabah pandemi Covid-19 segera berlalu,” pungkasnya.(ton)