Kayuagung, Sriwijaya Media-Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) saat ini sedang berada di zona hijau. Kendati demikian, pemerintah daerah belum memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk melakukan aktifitasnya, terutama belum dikeluarkannya izin untuk kegiatan hiburan dan semua tetap mengikuti protokol kesehatan.
Penggiat seni di Kecamatan Padamaran OKI berharap dan meminta kepada pemerintah daerah untuk memberikan izin kegiatan hiburan, seperti pentas saat resepsi pernikahan.
“Perekonomian masyarakat sudah mulai menggeliat kembali sejak dibukanya era New Normal. Bahkan pemerintah sudah memperbolehkan beraktifitas seperti biasa dengan catatan harus mengikuti protokol kesehatan. Namun tidak semua pelaku usaha dapat menikmati era tersebut, seperti usaha tanjidor (jidur), musik dan orgen tunggal yang mengandalkan pentas dari hajatan pernikahan. Ya, sampai saat ini masih belum diizinkan untuk tampil,” kata salah satu penggiat hiburan di OKI, Deddy Panyol, Senin (3/8/2020).
Dia mengaku sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19 beberapa bulan terakhir ini, sektor perekonomian terporak poranda, termasuk juga sektor pelayanan jasa di bidang organizer, seperti usaha catering, pelaminan, tenda, bahkan hiburan mengalami mati suri.
Untuk itu, sudah selayaknya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI memperhatikan para pengusaha organizer seperti orgen tunggal dan grup musik dengan mengeluarkan izin untuk kegiatan hiburan.
Tentunya, harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan.
“Saya yakin, kini masyarakat, khususnya Pedamaran sudah sangat menginginkan adanya kegiatan hiburan terutama diacara pernikahan atau kegiatan lainnya dan saya yakin mereka dapat mematuhi protokol kesehatan,” jelas Deddy.
Setali tiga uang, seniman Tasili (Diorama Musik juga sependapat dengan apa yang dikatakan penggiat seni Deddy.
Menurutdia, sudah hampir lima bulan ini pihaknua tidak pernah menggelar kegiatan seni, baik di acara pernikahan maupun di acara lainnya.
“Kami selaku seniman dari Diorama Musik saat ini sudah dalam kondisi mati suri. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun kami kewalahan. Darimana lagi kami mendapatkan penghasilan,” terangnya.
Tasili sangat berharap pemerintah daerah, terutama Pemkab OKI untuk dapat segera memberikan izin kegiatan hiburan.
Kalaupun belum bisa merealisasikannya, mimimal Pemkab OKI dapat memberikan kompensasi guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Ya, kalau belum diizinkan, tolonglah berikan kami kompensasi agar keluarga kami tetap dapat hidup,” terang Tasili. (luk)