Palembang, Sriwijaya Media – Kegiatan seminar penanggulangan tuberkolosis bagi masyarakat dalam rangka penyebarluasan informasi dan meningkatkan peran serta sektor non kesehatan dalam penanggulangan tuberkolosis di Kota Palembang diapresiasi.
Asisten I bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Palembang Faisal AR menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang tersebut.
Turut hadir dalam kegiatan itu antara lain Perwakilan Rumah Sakit Umum Palembang (RSUP) dr Mohammad Hosein yakni K-P, FINASIM dr Zein Akhmad dan dr Fifi Sofiah, Sp.A (K), Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan, serta undangan lainnya.
Dikatakan Faisal AR, berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus TBC dikota Palembang diperkirakan sebanyak 9.548 kasus.
“Jika kita menggunakan data dari Badan Pusat Statistik Palembang tahun 2020, jumlah penduduk capai adal 1.662.000 jiwa. Diperkirakan ada 574 kasus TBC dalam 100.000 penduduk atau diantara 1000 penduduk diperkirakan terdapat 5-6 warga kota Palembang yang terkena atau menderita TBC, dan dikita ada 18 kecamatan dan 107 kelurahan,” ujarnya.
Disisi lain, perlu dukungan lintas sektor agar penderita yang terdiagnosa TBC terhindar dari penyakit infeksi lainnya yang memperberat dan potensi terjangkit kembali penyakit ini apabila gizi mereka kurang bahkan buruk, sosial ekonomi yang rendah, kondisi tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat kesehatan, dan beberapa faktor lain seperti adanya penderita TBC lainnya yang kontak.
Namun tidak mau berobat/menolak pengobatan, karena masih ada stigma yang negatif terhadap penyakit ini.
Sementara itu, Kasi P2PM Dinkes kota Palembang Yudhi Setiawan, menambahkan acara ini adalah seminar awam Tuberkolosis tentang TB dengan tujuan agar informasi tentang TB sampai ke masyarakat.
Karena yang sebagai peserta adalah perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) meliputi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Sosial (Dinsos).
“Harapan kami program TB ini sampai ke mereka, apa itu gejala TB tentunya sampai ke Disnaker, ke perusahaan, kalau ada yang diBappeda mungkin untuk penganggaran, kalau di Dinsos untuk ke masyarakat,” katanya.
Diketahui bersama, satu orang bisa menularkan ke 10-15 orang per tahun, sama seperti corona virus disease nineteen (Covid-19) batuk juga atau droplate. Jadi kalau ada TB yang batuk tidak diobati, maka udara sekitar yang dihirup oleh orang yang tidak TB, maka orang sekitar bisa kena TB juga.
“TB bisa disembuhkan, TB ada obatnya yakni anti Tuberkolosis, minum obat 6 bulan maka bisa hilang, beda dengan covid-19, karena covid-19 sampai saat ini belum ada obatnya,” bebernya.
Perwakilan RSUP dr Mohammad Hosein yakni K-P, FINASIM dr Zein Akhmad, untuk di Indonesia ini nomor 3 terbanyak TBC didunia. Namun perhatian saat ini seolah-olah tertutup dengan Covid-19. Padahal mau ada covid ataupun tidak ada, TBC ini tetap ada.
“Oleh karena kasus itu banyak, kemudian menular juga lewat penapasan, maka kalau tidak mengobati orang yang sakit TB, maka penularan tetap terjadi, dan itulah yang terjadi dinegara kita, sehingga kasusnya masih banyak,” tegasnya.(ton)









