Palembang, Sriwijaya Media – Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) ke-XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sumatera Selatan (Sumsel) untuk memilih Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Sumsel periode 2020-2023 yang digelar di Hotel Excelton, Sabtu (21/11/2020) lalu berlangsung dengan ricuh.
Karena ada beberapa anggota HIPMI Sumsel menilai Musdalub tersebut tidak sesuai Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) atau cacat hukum.
“Kericuhan yang terjadi itu sangat disayangkan,” kata Ketua Umum BPD HIPMI Sumsel periode 2016-2019, Akbar Alfaro saat memberikan keterangannya di Palembang, Sabtu (21/11/2020) malam.
Akbar Alfaro mengatakan, masa pengurusan dirinya di HIPMI Sumsel sudah selesai. Semasa dirinya menjadi Ketua Umum (Ketum) BPD HIPMI Sumsel, sudah mengantarkan HIPMI Sumsel mencapai prestasi, baik dari sisi internal dan eksternal.
Selain itu, pihaknya sudah menumbuhkan bibit-bibit ditubuh HIPMI Sumsel.
“Di HIPMI ini ada batasan umur. Untuk para pengurus yang sudah mendampingi saya, saya ucapkan banyak terima kasih. Sudah banyak sumbangsih dari pengurus HIPMI Sumsel dan Badan Pengurus Cabang (BPC) selama kepengurusan saya,” ujarnya.
Dia menilai tanpa bantuan pengurus dan BPC, HIPMI Sumsel tidak bisa seperti saat ini. HIPMI Sumsel sudah dirasakan banyak bermanfaat bagi semua sektor ekonomi, sosial dan budaya.
“Ada dinamika terjadi didalamnya, ini membuktikan bahwa dimasa kepengurusan saya dan ketum-ketum pendahulu sebelumnya, HIPMI Sumsel semakin besar. Buktinya banyak kader HIPMI yang berminat menakhodai HIPMI Sumsel,” terangnya.
Dinamika yang terjadi seperti ini merupakan hal biasa. Bumbu-bumbu dalam organisasi, dan itu dianggap merupakan proses. Karena eksistensi HIPMI dipandang masyarakat luas.
Terbukti HIPMI Sumsel ada daya tarik tersendiri didalamnya. Kalau tidak ada dinamika, tidak akan dilirik oleh orang banyak. Dinamika ini merupakan proses dalam suatu organisasi.
“Say menilai itu adalah proses dalam suatu organisasi. Tadi ada sahabat kami yang mempertanyakan agar Musda sesuai aturan. Ini organisasi pengusaha. Sempat ada perdebatan kecil terjadi didalam Musdalub ke XIV, dan saya yang sudah menjabat tiga tahun ini, lebih miris melihat kejadian tadi. Tidak ada sejarah dalam HIPMI seperti itu. Kita mengutamakan musyawarah dan mufakat. Karena setiap persoalan pasti ada jalan keluarnya,” jelasnya.
Dia melanjutkan pihaknya mengantarkan HIPMI Sumsel sesuai dengan koridor dan aturan dalam organisasi. Apalagi memiliki kepentingan didalamnya. Namun karena bentuk rasa kepedulian terhadap organisasi ini, sehingga memiliki panggilan jiwa.
“Doakan kami pengurus lama, masuk purnabakti. Kami menjalankan organisasi ini dengan senang hati. Organisasi ini harus sesuai koridor, agar tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak sesuai kedepannya,” tegasnya.(ton)