Palembang, Sriwijaya Media – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sumsel mengapresiasi langkah SMAN 18 Palembang menyelenggarakan workshop peningkatan mutu guru melalui Assesment Ketuntasan Mandiri (AKM) dan analisis penilaian, dalam sosialisasi Assesment Kompetensi Minimum (AKM), evaluasi pembelajaran dan akreditasi 2020, di Aula Gedung SMAN 18 Palembang, Rabu (16/12/2020).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik Sumsel Riza Fahlevi mengatakan workshop ini sangat penting untuk meningkatkan kapabilitas pendidik.
Jika sumber daya manusia (SDM) guru tidak dibenahi dari sekarang, maka akan ketinggalan. Dikhawatirkan banyaklah murid yang pintar dibanding guru.
“Jika guru tidak belajar, bagaimana mau meningkatkan kompetensi. Makanya, guru ada yang dikuliahkan dengan maksud memiliki kualitas baik,” kata Riza.
Riza mengaku kehadirannya dalam workshop ini bisa dikatakan bernostalgia. Sebab, dirinya pernah menjadi guru, baik SMP, SMA, SMK, MA hingga menjadi Wakil Kepala Sekolah (Wakasek), dan Kasek. Selanjutnya pernah menjabat Kasi Kurikulum SMP, SMA, Disdik Palembang dan menjadi Kepala Disdik Kota Palembang era Wali Kota Edi Santana Putra.
“Apa yang kami lakukan pada saat itu, juga dilakukan dihari ini. Manfaatkan moment workshop ini sebaik mungkin,” terangnya.
Dia melanjutkan assement nasional itu intinya untuk pemetaan mutu pendidikan atau pemetaan mutu SDM secara global.
Dia juga meminta guru dapat mengadopsi kata “PANDAI” artinya profesional, panutan, adaptasi, networking, disiplin dan aplikasi dikuasai, serta memiliki integritas dan inovasi.
“Guru itu harus memiliki gagasan, gaul, dan ada program gila. Guru harus bersifat dinamis, suka tidak suka harus dan wajib menguasai teknologi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 18 Palembang H Heru Supeno, M.Si., menambahkan assesment nasional merupakan terobosan pemerintah dalam mempercepat peningkatan mutu pendidikan.
Bahkan dalam assesment nasional itu bukan mengukur siswa secara individual, tapi mengukur beberapa komponen seperti AKM yakni mengukur kemampuan guru, survey karakter anak, dan terakhir adalah lingkungan belajar yakni management sekolah.
“Sekitar 80 persen guru disini sudah berpendidikan S2 dan bersertifikat. Hanya beberapa guru yang belum karena mungkin ada kekurangan, ditambah dengan guru honor,” ucapnya.(ton)