Palembang, Sriwijaya Media – Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Universitas Palembang (Unpal) di awal tahun 2021 ini menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) angkatan XXXV, di Aula Unpal Jalan Dharmapala No 1 A, Bukit Besar, Kecamatan Ilir Barat I Palembang.
Acara itu sendiri dilakukan secara virtual kepada mahasiswa Unpal yang menggelar KKN-PPM, yang langsung dihadiri Pembantu Rektor III Unpal Asri Mulyadi, ST., MT., Sabtu (6/2/2021).
“Alhamdulillah hari ini untuk pembekalan mahasiswa KKN-PPM Covid-19 itu sudah terlaksana berjalan dengan lancar. Untuk pematerinya mengundang dari beberapa instansi, yakni dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel, Dinas Perkebunan Sumsel, LPPM Unpal, Wakil Rektor I Unpal, dan pihak panitia,” ujar Pembantu Rektor III Unpal Asri Mulyadi, ST., MT.
Menurut dia, program mahasiswa KKN tahun ini adalah merupakan program non fisik. Mahasiswa dibekali dengan pembekalan ini agar bisa membuat program kerja, dan ini akan dibimbing langsung oleh Dosen Pendamping Lapang (DPL).
Untuk DPL ini sendiri akan bertugas membimbing, mengarahkan, memonitoring, serta memberikan nilai kepada para peserta KKN.
Untuk peserta KKN yang terdaftar ada sekitar 237 mahasiswa, dimana pelaksanaannya menggunakan sistem daring dengan skema yang diusung “Pulang Kampung”.
Apa yang dimaksud dengan “Pulang Kampung” adalah para peserta itu akan melaksanakannya dimana mereka berdomisili. Kedua adalah skema pemagangan bersertifikat.
“Jadi para peserta mahasiswa ini bisa mengambil KKN itu diinstansi pemerintah ataupun swasta,” katanya.
Dengan demikian mereka bisa mengaplikasikan apa yang didapatkan dibangku kuliah. Jadi walaupun dengan sistem pemagangan, tapi pengabdian kepada masyarakat tetap dilakukan dan ini merupakan Tri Dharma ketiga.
“Jadi mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya di kampus, mereka wajib mengambil mata KKN. Untuk Fakultasnya ada 4, serta ada 6 program studi (Prodi),” bebernya.
Dia menambahkan melalui program KKN-PPM Unpal ini diharap dapat meningkatkan kualitas, kapasitas dan disiplin masyarakat dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
“Untuk pesertanya sendiri dalam satu lokasi maksimal 5 orang, dan setiap mahasiswa mengerjakannya secara individu, serta sistemnya mandiri,” tegasnya.(ton)
