Kayuagung, Sriwijaya Media-Dituding tak becus menangani pasien Covid-19 asal OKI, anggota legislatif OKI Jauhari A Karim meminta Listiadi Martin segera mundur dari jabatannya sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) OKI ini mendesak Bupati OKI H Iskandar, SE., untuk segera mengevaluasi kinerja tim Satgas Covid-19 OKI.
“Sudah berapa ratusan miliar dana dialokasikan untuk penanganan Covid-19 di OKI. Ya, kalau tidak berkenan lagi melayani masyarakat, silakan mundur dari Kepala BPBD OKI,” kesal Jauhari, di wawancarai di Gedung DPRD OKI, Jum’at (5/3/2021).
Desakan mundur Kepala BPBD OKI itu bukan tanpa sebab. Sebelumnya, Jauhari sempat menghubungi Kepala BPBD OKI Listiadi Martin, untuk membantu pemulangan, dan pemakaman almarhum Suratno (44), warga Desa Pematang Jaya, Kecamatan Mesuji Makmur yang meninggal dunia akibat Covid-19 pasca perawatan di RSUD Bari Palembang sejak 2 Maret 2021. Bahkan sebelum dirujuk ke RS Bari, almarhum dirawat di rumah sakit Belitang pada 28 Februari lalu.
Dia mengaku permintaan pemulangan almarhum ini karena pihak rumah sakit di Palembang tidak menyediakan ambulance gratis, sehingga pihak keluarga almarhum diminta mencari ambulance lain.
”Almarhum ini orang tidak mampu. Seharusnya ada kebijakan diambil ketika dalam situasi darurat seperti ini. Namun belum sempat dijawab solusinya seperti apa, nomor telepon saya langsung direject,” terang Jauhari.
Atas insiden itu, pihaknya berharap tim pengawas Satgas Covid-19 DPRD OKI segera memanggil tim Satgas Covid-19 mulai dari Dinkes, RSUD Kayuagung dan BPBD OKI serta pihak terkait lainnya untuk mengklarifikasi perihal ini.
“Masak persoalan sekecil ini tidak ada kebijakan. Bayangkan saja tahun 2020 lalu saja Rp300 miliar lebih anggaran dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Bahkan tahun ini pun dianggarkan Rp150 miliar untuk penanganan Covid-19,” jelasnya.
Dia melanjutkan, sebelum menghubungi Kepala BPBD OKI untuk membantu pemulangan pasien meninggal dunia akibat Covid-19, dirinya sempat menghubungi pihak RSUD Kayuagung, dalam hal ini Kabag Tata Usaha, Iskandar Fuad.
”Informasi Kabag TU RSUD Kayuagung Iskandar Fuad bahwa untuk pemakaman pasien Covid-19 merupakan tanggungjawab BPBD,” terangnya.
Akibat tak respectnya tim Satgas Covid-19 OKI, pihak keluarga almarhum harus menggunakan ambulance mandiri dengan biaya cukup tinggi.
“Almarhum ini merupakan orang miskin, dan anak serta istrinya saat ini pun masih isolasi mandiri dirumah karena Covid-19,”jelasnya.(jay)