Ini Strategi Dinas Perpustakaan Sumsel Tingkatkan Minat Baca

IMG_20210603_082816

Palembang, Sriwijaya Media-Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel melangsungkan bimbingan teknis (Bimtek) strategi pengembangan perpustakaan dan teknologi informasi komunikasi perpustakaan tahun 2021, digelar di Hotel Zuri Palembang (2/6/2021).

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus RI Dr Upriyadi mengatakan, kegiatan bimtek ini dalam rangka kegiatan transformasi perpustakaan berbasis multi sosial.

Bacaan Lainnya

“Perpustakaan harus bertransformasi memberikan pelayanan membaca lebih tinggi dengan harapan mensejahterakan pemustaka dan masyarakat,” ujarnya.

Dia menuturkan, perpustakaan diupayakan menjadi tempat sharing antar pustaka terkait bagaimana berbagi pengetahuan sehingga ilmu yang di dapat dari perpustakaan bisa diterapkan.

Disamping itu, perpustakaan juga harus bisa berkolaborasi atau bersinergi dengan profesi lainnya sehingga hasilnya lebih maksimal.

Diawali dengan meningkatkan minat baca, kemudian meningkatkan literasi masyarakat menjadi suatu kebiasaan dan menjadi budaya baca, maka akan mensejahterakan minat baca masyarakat.

“Sekarang era digital harus juga berinovasi koleksi, tidak harus berbentuk printify, tetapi harus berbentuk digital. Mungkin di tempat lain i-digital library dan i-pusnas sudah ada 600 ribu eksemplar yang bisa diakses seluruh Indonesia dan gratis di pinjam dan di upload i-pusnas. Kita bisa memanfaatkan itu untuk diterapkan perpustakaan daerah,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel Fitriana menambahkan, pihaknya akan memasuki ke era digital. Mau tidak mau harus menerapkan sistem digital di dalam pelayanan masyarakat. Hanya saja, kendalanya kondisi geografis dalam 17 kabupaten/kota berbeda-beda sehingga sulit mencari singnal.

Ditanya minat baca di Sumsel, Fitriana menuturkan, masih dibawah standar nasional, tapi masuk dikategori sedang dan cukup menggembirakan.

“Kita akan tingkatkan lagi melalui program strategi pengembangan perpustakaan dan teknologi informasi komunikasi perpustakaan. Sehingga kegiatan ini bisa dimanfaatkan oleh kabupaten/kota penerima bantuan manfaat, khususnya 23 desa yang ditetapkan oleh perpustakaan nasional,” jelasnya.(Ocha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *