Wujudkan Daerah Lumbung Padi, Pemkot Subulussalam Optimalisasi Lahan Pertanian

IMG_20210728_151207

Subulussalam, Sriwijaya Media -Pemerintah Kota (Pemkot) Subulussalam melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam melangsungkan rapat bersama dengan kelompok tani (Poktan) Desa Sipare Pare dan Desa Simolap, Desa Sipare Pare Timur Kecamatan Sultan Daulat, di lahan Poktan, di Desa Sipare Pare, Rabu (28/7/2021).

Rapat tersebut dimaksudkan untuk memastikan kendala yang dihadapi hingga lahan pertanian menjadi vakum sekaligus mengoptimalisasi lahan seluas 200 hektar di desa tersebut diatas.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam H Junifar, S.Sos., mengatakan tahun ini pihaknya akan mengupayakan menghidupkan kembali lahan pertanian.

“Ya, impian kami agar kedepan Kota Subulussalam mampu menjadi daerah lumbung padi. Makanya kami mengupayakan menghidupkan kembali lahan pertanian,” terang H Junifar.

Sebagai bentuk komitmen dan keseriusan, masih kata dia, langkah pertama yang akan dilakukan adalah membersihkan lahan yang sudah lama vakum dikarenakan faktor alam yang tidak mendukung.

Dia mengilustrasikan lahan pertanian vakum lantaran faktor alam, seperti jika hujan, maka lahan pertanian terendam banjir. Hal itu disebabkan bendungan air persawahan tersebut tidak berjalan optimal.

“Pekerjaan rumah (PR) kita pertama ialah membersihkan air dan mengatur air persawahan supaya tidak lagi terjadi banjir ketika hujan turun,” terangnya.

Disamping itu, pihaknya juga akan melakukan pendataan terhadap seluruh anggota kelompok tani guna memastikan apakah memang betul-betul ingin bertani lagi.

Jika berkomitmen, maka pihaknya akan membuka lahan yang belum terbuka selama ini.

“Kami minta seluruh petani untuk dapat mendaftarkan poktannya, agar dapat dimuat dalam Sistem Informasi Management Penyuluh Pertanian (Simluhtan). Simultan memiliki peran penting dalam memberikan data secara lengkap mengenai jumlah petani dan poktan. Ya, sekarang ini, seluruhnya berbasis dengan data, sehingga apabila poktan tidak terdaftar dalam Simluhtan, maka poktan ini tidak bisa kita berikan bantuan untuk menunjang produktifitas pertanian,” paparnya.

Hingga saat ini, petani yang memiliki poktan dan terdaftar di Simluhtan capai 85 persen. Sehingga kedepan para petani diharapkan aktif membuat dan mendaftarkan poktannya.

“Dengan diterapkannya penggunaan simluhtan dapat memudahkan untuk melakukan proses verifikasi para petani yang terdaftar melalui poktan, agar tidak ganda atau terdaftar di beberapa Poktan lainnya,” terangnya.

Diketahui, lahan seluas 200 hektar tersebut merupakan lahan poktan terdiri dari Desa Sipare Pare Timur 2 poktan, Desa Sipare Pare 4 poktan dan Desa Simolap sebanyak 2 poktan yang sudah terdaftar di Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan).

“Ya, tahun ini kami upayakan menanam padi seluas 200 hektar di Desa Sipare Pare Timur, Desa Sipare Pare Pare dan Desa Simolap. Kami juga akan mendata semua anggota poktan melalui Ketua Poktan dan PPL desa untuk dipastikan supaya semua anggota masuk di dalam data program Simluhtan. Karena aturan sekarang ketua dan anggota harus masuk dalam data tersebut,” jelas Kabid Pertanian Parman.(mha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *