Palembang, Sriwijaya Media-Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Drs H Riza Fahlevi, MM., menghadiri pembukaan workshop penjajakan dan penguatan kerjasama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta dengan “DIDUKA” atau dunia usaha dan dunia kerja, di SMK Muhammadiyah 1 Palembang, Rabu (13/10/2021).
Riza mengatakan, pihaknya mengapresiasi SMK Muhammadiyah 1 Palembang dikomandoi Ketua Yayasan Sukarno dan Kepala SMK Muhammadiyah 1 Seriyani karena telah bisa melaksanakan workshop penjajakan dan penguatan kerjasama sekolah dengan DIDUKA.
“Artinya DIDUKA percaya dengan SMK Muhammadiyah 1 Palembang, yang sudah betul-betul mandiri. Disini banyak peserta dari DIDUKA yang hadir, ini patut dicontoh oleh SMK negeri dan swasta di Sumsel, agar SMK hebat dan SMK bisa,” terangnya.
Riza berpesan agar SMK Muhammadiyah 1 dapat mengadopsi GILA yakni Gali Ide Langsung Action dan CERDAS yakni untuk menciptakan Chemistri, Entreprenuer, Ramah, Disiplin, Administrasi dan Sinergis.
“SMK kan ada Uji Kompetensi Keahlian (UKK) dan perusahaan membuka diri dengan mau menerima lulusan SMK. Tapi sekolah harus mandiri, dan SMK Muhammadiyah 1 Palembang sudah menunjukkan kemandiriannya,” ucapnya.
Bahkan seluruh SMK di Sumsel sudah diberi otonomi, jadi silakan dikembangkan sesuai dengan keunggulan masing-masing. Itu sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yakni merdeka belajar.
Kepada seluruh sekolah di Sumsel, Riza kembali berpesan agar dapat melaksanakan pesan dari Gubernur Sumsel menciptakan pembelajaran menyenangkan.
“Jangan memaksakan anak kalau bukan talentanya. Makanya guru BK harus bisa melihat keahlian anak, karena kita menerapkan merdeka belajar. Apalagi sekarang ada guru penggerak, Kepsek penggerak. SMK di Sumsel kita harapkan semakin banyak SMK Pusat Keunggulan (PK), yang indikatornya Kepseknya lulus sebagai kasek penggerak,” urainya.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Palembang Seriyani menuturkan, SMK Muhammadiyah 1 sudah menerapkan 100 persen digital. Sehingga siswa tidak menggunakan paper lagi tapi digital.
“Kita sudah melaksanakan kurikulum blok murni. Sehingga di sekolah ini, guru tidak bertanggung jawab memberikan nilai tapi DIDUKA. Guru hanya mengajarkan, tapi yang memberi nilai DIDUKA. Kita juga sudah melaksanakan asesment. Jadi setiap 2 bulan sekali asesment dengan DIDUKA, dan kita sudah bekerjasama dengan 52 DIDUKA,” jelasnya. (Ocha/ton)









