Muaradua, Sriwijaya media – Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) terkenal hasil kopinya. Bahkan sebagian masyarakatnya berkebun lada dan kopi.
Tak terkecuali bagi Afrizal, memiliki kebun kopi sendiri di OKUS, lalu mengolahnya menjadi produk bernama AFRO.
“Kebun kopi yang yang kelola berada di Jalan Tetap Mulia Banding Agung Ranau Kabupaten OKUS Provinsi Sumsel seluas 4 hektar. Bukan saja kopi, juga ditanami lada,” kata Afrizal, Rabu (24/11/2021).
Menurut Afrizal, AFRO merupakan kepanjangan dari Atta Firdaus Ranau Ogan, yang diambil dari nama dirinya dan Ranau Ogan merupakan suku.
Saat ini, masih kata dia, untuk proses hak paten baru akan memasuki berkas, termasuk pula label halal ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga masih dalam proses.
“Saya memasukkan berkas ke MUI sekitar 14 Oktober 2021 dengan nama registrasi afrizalspd1986@gmail.com,” ungkapnya.
Dalam setahun, panen kopi hanya sekali, dari bulan Mei sampai Juli. Usai memanen kopi, lalu biji kopi dijemur. Penjemuran bisa mencapai 10 hari kedepan. Setelah proses pengeringan, biji kopi digiling untuk memisahkan kulitnya di mesin berkapasitas 150 kilogram selama 1 jam.
Setelah pisah kulit kopi, disortir, baru diroasting. Mesin roasting berkapasitas 25 kilogram selama 1 jam berproses. Untuk mesin roasting 1 buah, mesin pisah kulit 1 buah, mesin penepung bubuk sebanyak 1 buah. Untuk proses dari biji hingga bentuk bubuk kopi sebanyak tiga kali proses.
Setelah itu baru diproses packaging selama 1 jam setelah jadi bubuk. Selama 1×24 jam harus sudah dipackaging. Jika lebih dari itu, maka aromanya akan hilang.
“Semua peralatan semi otomatis. Untuk kemasannya sendiri ada biji pilihan berkualitas, petik merah proses natural, dan kopi biasa. Untuk packaging sendiri ada yang berupa biji pilihan berkualitas, dan petik merah proses natural, masing-masing dengan berat 200 gram. Sedangkan untuk berat 135 gram plastik polos ini isinya adalah kopi biasa, 65 gram kemasan plastik ini isinya adalah kopi biasa,” tegasya.(ton)