Sriwijayamedia.com- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM SI) Atan Zayyid menegaskan bahwa mahasiswa bersama kelompok masyarakat lainnya, seperti buruh dan petani siap mengawal perubahan (reformasi) yang terjadi di negeri ini.
Menurut dia, tuntutan 17+8 telah disampaikan kepada pemerintah melalui DPR RI.
Menurut Atan, pasca serangkaian aksi demonstrasi sejak 26 September lalu, belum ada satupun pejabat pemerintah yang memberikan respon cepat, seperti yang diharapkan mahasiswa.
“Respon-respon yang ada masih bersifat normatif,” terang Atan, disela aksi didepan Gerbang DPR RI, Selasa (9/9/2025).
Selain itu, Atan juga menambahkan belum ada keseriusan perbaikan institusi Polri dan bagaimana tanggung jawab Polri atas situasi yang ada.
Mahasiswa juga menuntut adanya reformasi ditubuh kepolisian.
“Kami ingin lebih dari sekedar janji, tapi selesaikan dulu tuntutan akan masalah tunjangan anggota dewan, pendidikan gratis dan sebagainya,” jelas Atan.
Aksi diikuti oleh ratusan mahasiswa gabungan BEM, diantaranya Unika Atmaja, UIN Syarif Hidayat dan UI.
Selama menggelar aksi unjuk rasa, massa aksi 9 September 2025 secara tertib menyampaikan aspirasinya. Sebelum aksi diakhiri, massa aksi membacakan pernyataan sikap bersama.
“Kami ingin lebih dari sekedar janji akan menyelesaikan masalah tunjangan (anggota dewan), ada perbaikan tuntutan pada bidang pendidikan yang gratis, dan sebagainya. Kami ingin tuntutan-tuntutan semuanya dipenuhi. Karena untuk perbaikan Indonesia, dimulai dari tuntutan 17+8,” imbuh Atan. (Santi)









