Sriwijayamedia.com- Pasca pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda), Pengurus DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumsel melangsungkan silaturahmi bersama Gubernur Sumsel guna menjalankan program kerja HNSI, Rabu (6/8/2025).
Dengan tema “Nelayan sebagai motor penggerak swasembada pangan”, silaturahmi ini dihadiri Ketua Umum DPP HNSI Herman Heri, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP HNSI Lydia Asegaff, SE., Ketua DPD HNSI Sumsel Ir Gunawan, MT., Sekretaris DPD HNSI Sumsel Malariyanto Agusmanjaya, SE., dan undangan lainnya.
Kepala DPD HNSI Provinsi Sumsel Ir Gunawan, MT., menyampaikan HNSI secara nasional resmi berdiri pada 21 Mei tahun1973.
Organisasi ini lahir dari pernyataan sikap bersama 6 organisasi, yakni Organisasi Nelayan Golkar, Pengurus Pusat Serneni, Pengurus Besar Serikat Nelayan Islam Indonesia, Gerakan Nelayan Marhein, Karyawan Nelayan Pancasila dan DPP Gensi.
“Sejak resmi berdiri praktis tidak ada lagi organisasi nelayan selain HNSI. Dalam proses politik dan hukum, nelayan seakan terpinggirkan. Nelayan merupakan subjek terlemah dalam relasi kekuasaan pengelolaan sumber daya dan nelayan tidak berdaya menghadapi industri yang rusak, hingga kekuatan-kekuatan dari luar dan kaum kapital,” terangnya.
Dia menganggap, tidak ada perlindungan terhadap hak-hak komunal dari pesisir. Reformasi adalah awal dari seluruh proses perubahan, di mana perubahan ini hampir terjadi disegala bidang dari kehidupan masyarakat, termasuk perubahan peta politik berdemokrasi di tanah air ini.
Hal yang sangat terjadi pada organisasi himpunan nelayan. Pada era ini untuk pertama kalinya memperbaharui komitmen dan cita-cita serta meletakan dasar tujuan perjuangan organisasi.
Puncak terjadinya ketika Musyawarah Nasional (Munas) ke 4 Himpunan Nelayan pada tahun 2.000, dan Munas ke 8 di Bali, terpilihlah secara aklamasi Herman Heri yang sampai dengan saat ini sebagai Ketua Umum DPP HNSI.
Sementara DPD HNSI Provinsi Sumsel dari hasil Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) pada 17 April 2024,terpilihlah kami sebagai Ketua DPD HNSI di Sumsel,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel H Aries Irwan Wahyu, S.STPi., M.Si., mengucapkan selamat kepada HNSI Provinsi Sumsel yang sebelumnya telag melaksanakan Rakerda.
“Kita harapkan agar muncul sumber daya manusia (SDM) dan program kerja yang mampu bekerja sama untuk mensuksekan pembangunan kelautan dan perikanan di Sumsel. Provinsi Sumsel memiliki potensi kelautan serta perikanan sangat besar dan tersebar di seluruh kabupaten/kota,” paparnya.
Menurut dia, Sumsel memiliki potensi garis pantai melebih 570 kilometer (km) dan potensi perairan daratan sebesar 2,5 juta hektar (ha) yang merupakan perairan daratan terluas di Indonesia.
Sumber daya perikanan adalah kekayaan alam bagi kehidupan masyarakat, baik sebagai sumber pangan, mata pencaharian maupun sebagai bagian dari keberlanjutan ekosistem, dan sumber daya sektor perikanan memiliki peranan penting untuk mendukung ekonomi daerah dan nasional.
Dia berharap pencapaian produksi sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan manfaat positif dari segi kesehatan. Apabila seluruh masyarakat Sumsel terus mengkonsumsi ikan, maka kesehatan masyarakat akan meningkat.
“Apabila anak-anak diberikan protein ikan sejak usia balita, maka kita mampu mengatasi gizi buruk dan stunting, serta tentu saja dampak lain yang akan dirasakan adalah peningkatan kesejahteraan pelaku perikanan,” ungkapnya.
Dia mengaku produksi budidaya patin Sumsel merupakan produksi tertinggi nomor satu di Indonesia. Disusul ikan lele dan ikan nila.
“Hasil tangkapan jenis ikan-ikan perairan daratan dan laut Sumsel merupakan tertinggi di Indonesia, seperti produksi hasil tangkapan baung, putih, patin sungai, toman, lele, dan seluang,” jelasnya.(ton)









