Anggaran BSN Rendah, Legislator NasDem : Seperti Dianaktirikan

Anggota Komisi VII DPR RI Erna Sari Dewi/sriwijayamedia.com-adjie

Sriwijayamedia.com – Anggota Komisi VII DPR RI Erna Sari Dewi, menyoroti rendahnya alokasi anggaran untuk Badan Standardisasi Nasional (BSN) dan mendorong agar pemerintah melakukan pengkajian ulang secara menyeluruh.

Menurutnya, BSN memiliki peran vital dalam menjaga mutu produk nasional dan mendukung peningkatan daya saing industri nasional, sehingga seharusnya mendapatkan perhatian lebih dalam kebijakan fiskal negara.

“Terkait alokasi anggaran BSN yang dipotong drastis, ini perlu dikaji ulang. Kita harus ingat bahwa BSN adalah aktor utama yang menjaga mutu produk nasional,” kata Erna, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI bersama BSN, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Erna menambahkan bahwa pemangkasan anggaran ini sangat tidak tepat, terutama di tengah kondisi industri nasional yang sedang menghadapi berbagai tantangan.

“Kalau kita bicara soal peningkatan daya saing industri, maka BSN harus diperkuat. Saat industri kita tidak baik-baik saja, lembaga seperti BSN justru sangat dibutuhkan,” lanjutnya.

Politisi Partai NasDem itu menyatakan keprihatinannya atas perlakuan fiskal terhadap BSN yang dinilai tidak adil dibandingkan lembaga lainnya.

“Saya melihat BSN ini seperti dianaktirikan. Kalau dibandingkan dengan lembaga lain, ibaratnya seperti bawang merah dan bawang putih,” imbuhnya.

Erna juga menyoroti ketidakseimbangan antara kinerja BSN yang tinggi dan alokasi anggarannya yang justru menurun drastis.

“BSN mencatat realisasi anggaran sebesar 99,76%, tapi alokasi untuk tahun 2026 malah dipotong hingga 26%. Ini sangat tidak berbanding lurus,” tegas legislator asal Dapil Bengkulu tersebut.

Di akhir pernyataannya, Erna menegaskan bahwa Fraksi Partai NasDem merekomendasikan agar penurunan anggaran BSN dikaji ulang, karena berpotensi menghambat pelayanan publik dan melemahkan sistem mutu nasional.

“Penurunan anggaran ini bisa menimbulkan stagnasi terhadap pelayanan publik, terutama dalam menjaga mutu produk nasional. Ini harus menjadi perhatian serius,” pungkasnya.(Adjie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *