OPINI : Menelisik Berbagai Macam Pertunjukan Seni di Minangkabau

Mahasiswa Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Fina Rahmadani/sriwijayamedia.com-ist

Oleh :

Fina Rahmadani, Mahasiswa Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Bacaan Lainnya

Minangkabau terkenal dengan berbagai macam pertunjukan seni nya, pertunjukan ini bukan hanya untuk menghibur tetapi juga kaya akan makna dan sejarahnya.

Berikut ini macam-macam pertunjukan seni di Minangkabau:

1. Tari Tradisional

Tarian dalam Minangkabau tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi memiliki makna, fungsi sosial, dan adat yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Ciri khas tari tradisional Minangkabau adalah memiliki gerakan yang lincah dan kuat, karena tarian Minangkabau menampilkan gerakan tangan, kaki, dan tubuh yang cepat dan penuh energi yang seringkali menggambarkan unsur bela diri atau silek di Minangkabau.

Tari tradisional Minangkabau juga diiringi oleh musik tradisional, pengiring untuk tarian biasanya menggunakan alat musik tradisional Minangkabau seperti talempong, saluang, gandang, rebana, dan bansi.

Selain itu, kostum adatnya yang khas juga menjadi ciri khas dari tarian di Minangkabau, biasanya penari menggunakan pakaian adat Minangkabau yang indah dan berwarna warni. Tari tradisional Minangkabau sangat beragam jenis dan fungsinya, mulai dari tarian penyabutan tamu, tarian upacara adat, hingga tarian hiburan bagi masyarakat.

Ada berbagai macam tarian tradisional di Minangkabau:

• Tari Piring

Tari piring merupakan tarian penyambutan yang menggunakan piring sebagai propertinya. Penari memegang piring pada kedua telapak tangannya untuk melakukan gerakan tarian memutar, mengayunkan, dan melemparkan tanpa menjatuhkan piring tersebut.

Pada bagian akhir dari tari piring penari akan memecahkan piring, dan menginjak-injak pecahan piring tersebut.

Tari piring biasanya menggunakan kostum yang berwarna cerah, sedangkan untuk music pengiring tari piring biasanya menggunakan talempong, saluang, gandang, rabana, dan bansi.

Tari piring ini biasanya ditampilkan diberbagai macam acara, seperti ketika penyambutan tamu, upacara adat, dan acara festival.

• Tari Pasambahan

Fungsi utama dari tari pasambahan adalah sebagai penyambutan dan sebuah penghormatan kepada tamu kehormatan yang datang ke suatu acara, seperti pejabat penting, tokoh adat dan lain sebagainya.

Tarian ini merupakan simbol dari rasa hormat dan ucapan selamat datang dari tuan rumah kepada tamu. Tari pasambahan diawali dengan pembukaan, dimana penari masuk ke tempat pementasan dengan langkah perlahan dan menari dengan ke anggunan.

Ketika di pertengahan, ada yang namanya persembahan sirih atau persembahan carano kepada tamu yang dihormati. Isi dari carano tersebut adalah sirih, gambir, pinang, kapur, dan tembakau. Carano ini dibawa oleh 3 orang penari, kemudian tamu dipersilahkan untuk mengambil sirih dari carano yang sudah di persembahkan.

Kemudian penari melanjutkan tariannya hingga selesai. Music pengiring tari pasambahan adalah talempong, saluang, gandang, rebana dan canang. Tari pasambahan biasanya ditampilkan dalam acara pesta pernikahan, batagak pangulu, dan acara-acara resmi.

2. Randai

Randai merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional Minangkabau yang memadukan drama, tari, musik, silat, dendang dan sastra lisan.

Pertunjukan ini biasanya dilakukan secara melingkar oleh pemainnya, dan dilakukan di ruangan terbuka. Cerita yang dibawakan dalam pertunjukan randai seringkali mengandung pesan moral dan ajaran adat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Dahulu randai hanya dimainkan oleh laki-laki saja, tetapi ketika zaman sudah semakin maju, pemain randai tidak hanya dimainkan oleh laki-laki saja tetapi juga bisa dimainkan oleh perempuan.

Randai berasal dari kebiasaan masyarakat Minangkabau dalam bercerita yang dikenal dengan istilah “Kaba”, Kaba tidak hanya disampaikan secara lisan tetapi juga divisualisasikan dengan gerakan, nyanyian, dan seni bela diri silek. Kaba-kaba terkenal yang sering dijadikan cerita dalam pertunjukan Randai adalah seperti Kaba Cindua Mato, Anggun nan Tongga, atau Siti Sabariah. Pertunjukan Randai biasanya memiliki durasi yang panjang, dan dilakukan di lapangan terbuka.

Randai memiliki beberapa unsur penting yaitu Kaba (Cerita) yang menjadi inti dari sebuah pertunjukan Randai yang penuh dengan nilai moral. Selanjutnya yaitu tari dan gerak, gerakan tari di dalam Randai dilakukan secara berkelompok di dalam formasi lingkaran, tarian seringkali di kombinasikan dengan gerakan silek.

Selanjutnya yaitu ada Silek, yang juga merupakan unsur penting di dalam Randai, gerakan silek dipadukan dengan koreografi gerakan tari untuk menggambarkan sebuah konflik atau pertarungan di dalam cerita Randai.

Selanjutnya ada dendang, digunakan untuk mengiringi adegan yang bertujuan untuk menyampaikan narasi cerita, irama dendang di dalam randai juga diseduaikan dengan suasana ceritanya (sedih, senang, tegang, dan lainnya).

Terakhir ada drama dan dialog, tokoh-tokoh di dalam Randai menyampaikan dialognya dengan bahasa minang.

3. Silek

Silek merupakan seni bela diri tradisional yang berkembang sebagai bagian dari adat, pendidikan, dan pertahanan diri bagi masyarakat Minangkabau. Fungsi silek di dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai seni bela diri, untuk membela diri dari serangan fisik maupun ancaman ketika di dalam bahaya.

Selanjutnya sebagai pendidikan karakter, untuk melatih kesabaran, kerendahan hati, ketanggunahan, dan kedisiplinan. Silek juga bagian dari adat yang digunakan dalam upacara adat, pertunjukan tradisional seperti randai, dan sebagai simbol kehormatan.

4. Saluang dan Rabab

Saluang merupakan alat musik tradisional yang dimainkan secara ditiup, dan terbuat dari babmu yang tipis. Saluang biasanya dimainkan untuk mengiringi dendang atau nyanyian Minangkabau. Saluang memiliki empat lubang nada, saluang terbuat dari bambu talang dengan panjangnya sekitar 40-60 cm, dengan diameter 2 cm.

Sedangkan Rabab adalah alat musik gesek tradisional yang mirip dengan biola, dan dimainkan dengan cara digesek. Rabab terbuat dari kayu, yang memiliki dua atau tiga senar yang dimainkan dengan busur gesek.

Terdapat 2 macam rabab di Minangkabau, yang pertama yaitu Rabab Pariaman, yang kedua yaitu Rabab Darek (Luhak) yang berkembang di Agam, Tanah Datar, dan sekitarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *