Sriwijayamedia.com – Ketua DPR RI Puan Maharani resmi dikukuhkan sebagai Presiden Organisasi Parlemen Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam sidang tahunan PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States).
Indonesia menggantikan Pantai Gading, menandai momen penting dalam diplomasi parlemen Indonesia di kancah global.
Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Irine Yusiana Roba, mengatakan bahwa penunjukan ini mencerminkan pengakuan dunia terhadap posisi strategis Indonesia, terutama dalam menjawab tantangan global yang dihadapi negara-negara muslim.
“Keketuaan ini membawa dampak besar. Selain prestise, ini memberikan Indonesia ruang untuk lebih aktif dalam menyuarakan penyelesaian konflik, termasuk di Palestina,” ujar Irine, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
Irine juga menjelaskan, sebelumnya Ketua DPR Puan Maharani juga melakukan pertemuan bilateral dengan Delegasi Palestina.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Palestina menyampaikan apresiasi mendalam atas konsistensi dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina sejak era Presiden Soekarno hingga kini.
“Palestina sendiri menyatakan bahwa Indonesia adalah saudara dalam perjuangan. Palestina merasa Indonesia tidak pernah meninggalkan Palestina di dalam memperlakukan perjuangan kemerdekaannya.,” kata Irine.
Kepada delegasi Palestina, lanjut Irine, Ketua DPR RI juga menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, yang tidak hanya merupakan kebijakan luar negeri, tetapi juga amanat konstitusi.
“Ibu Puan sendiri menyatakan bahwa Indonesia memastikan akan terus turut memastikan kemerdekaan Palestina. Karena perjuangan kemerdekaan Palestina itu bukan hanya sebagai kebijakan luar negeri Indonesia, tetapi seperti yang dikatakan Ketua DPR kita, membela Palestina, mendukung kemerdekaan Palestina adalah perintah Undang-Undang,” ungkapnya.
Dalam agenda PUIC, Indonesia mendorong resolusi yang mengecam segala bentuk agresi militer di Palestina dan menyerukan suara bulat dari seluruh anggota OKI.
“Selama ini kita belum cukup terdengar karena kurang kompak. Di bawah kepemimpinan Indonesia, OKI harus jadi mikrofon perjuangan Palestina,” tegas Irine. (Adjie)









