Sriwijayamedia.com – Komisi VI DPR RI akan terus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan dan keterjangkauan pangan menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2025.
Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron mengatakan bahwa setiap tahun terjadi lonjakan permintaan bahan pangan saat momen-momen tersebut.
“Menjelang Ramadan, permintaan pangan meningkat karena masyarakat cenderung menyiapkan persediaan lebih besar dari biasanya. Jika biasanya membeli beras 2 kg, bisa meningkat menjadi 4 kg,” ujar Herman Khaeron, dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema ‘Antisipasi Lonjakan Harga Sembako Jelang Puasa’, yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Pemberitaan DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025).
Menurut Herman, lonjakan permintaan juga akan terjadi saat Idul Fitri karena masyarakat berbelanja lebih banyak untuk kebutuhan Lebaran.
Tradisi mudik juga mendorong konsumsi yang lebih tinggi, seiring dengan meningkatnya pengeluaran masyarakat setelah bekerja selama setahun.
DPR, lanjut Herman, juga akan terus memantau ketersediaan bahan pokok, baik dari sisi distribusi, kedekatan dengan konsumen, maupun keterjangkauan harga.
Herman menegaskan bahwa Komisi VI DPR RI berkoordinasi dengan berbagai perusahaan BUMN untuk memastikan pasokan tetap stabil.
“DPR terus memonitor memantau terhadap ketersediaan dan keterjangkauan ketersediaan dari sisi barang ketersediaan dari sisi kedekatan terhadap konsumen maupun keterjangkauan dari sisi harga dan keterjangkauan dari sisi barang. Ini yang terus kami pantau bahkan Komisi VI karena juga bermitra dengan berbagai perusahaan BUMN,” ungkap Politisi Demokrat ini.
Herman juga menekankan pentingnya peran Bulog dalam menjaga stabilitas pangan.
Saat ini, Bulog menangani komoditas seperti beras, gula, dan jagung. Faktor cuaca yang baik serta ketersediaan air menjadi penentu utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Selain itu, DPR juga memperhatikan faktor lain seperti serangan hama dan potensi banjir yang bisa mengganggu produksi pangan.
“Jika produksi cukup dan cadangan disiapkan, Insyaallah kebutuhan pangan akan terpenuhi. Namun, kita harus tetap waspada terhadap kenaikan harga yang bisa terjadi akibat lonjakan permintaan,” pungkasnya. (Adjie)