Sriwijayamedia.com- Tayangan video Wakil Bupati (Wabup) Lahat WN dengan nomor urut 2 yang menyampaikan statement saat acara pesta pernikahan, diduga mengandung unsur ras mengundang reaksi dari masyarakat.
Didepan tamu undangan pesta pernikahan, terdengar WN diduga menyampaikan “Jeme Kikim ni terkenal nian ditukar dengan kecepol pisang goreng lak ngaleh lah itu. Merapi insyaAllah 80 persen aku menjaminnye”.
Salah satu masyarakat Ebot menilai bahwa statement WN sangat tidak menggambarkan seorang calon Wabup yang bijak dalam menghadapi situasi politik yang semakin memanas jelang Pilkada Lahat 2024.
Bahkan, lanjut dia, kalimat disampaikan WN menjadi boomerang yang bisa saja membuat elektoralnya berpasangan dengan BZ menjadi menurun.
Ebot menegaskan, atas kalimat yang bernada merendahkan harga diri masyarakat Kikim sehingga dinilai telah menghina semua orang ataupun garis keturunan Kikim.
“Nonton vidio ini mang, pacak ditukar dengan kecepol same dengan dibeli palak same dengan harge gorengan. Ini publik mang, bukan obrolan dipance, ngampokkk nian,” terang Ebot, Sabtu (9/11/2024).
Sementara itu, Soni, sebagai keturunan asli Ulu Tulung Kikim Area merasa kata-kata WN itu sangat memporak-porandakan harga diri dan masyarakat di area terbesar sudut timur wilayah Kabupaten Lahat ini.
“Mpok kami jeme dusun dan dide kekelah ngecap lemak ni, anye kami dide endak harge diri dan palak kami ditukar ngak kecepol dan pisang gureng tu. Kami masih ade harge diri, bik ai (Walaupun kami orang kampung dan tidak pernah mengenyap rasa enak ini, tapi kami masyarakat Kikim tidak mau harga diri dan kepala kami ditukar dengan kecepol dan pisang goreng. Kami masiah ada harga diri, bibik,”, ungkap warga Desa Lubuk Atung Kecamatan Pseksu ini dengan dialek Kikim, setelah menonton video tiktok WN.
Terpisah, Noni Kusmianah juga mengaku sangat keberatan dengan kalimat hinaan SARA yang dilontarkan oleh calon wabup tersebut. Terlebih lagi hinaan tersebut disampaikan di tengah masyarakat Kikim sendiri.
“Saya sangat keberatan atas dugaan ucapan yang disampaikan oleh salah satu paslon wabup lahat WN saat kampanye dan menghadiri acara pesta pernikahan dengan mengatakan ‘Jeme kikim pacak ditukar dengan kecepol dan pisang goreng,” tegas Noni.
Untuk itu, dirinya selaku putri asli dari Kikim yang berasal dari Desa Gunung Kerto Kecamatan Kikim Timur Kabupaten Lahat sangat merasa dilecehkan serta merasa direndahkan harkat dan martabat kami selaku orang kikim asli.
“Kami sangat tidak menerima atas ucapatan tersebut dan kami meminta agar hal tersebut ditindak-lanjuti oleh Aparat Penegak Hukum (APH) dan segera diberikan sanksi, sesuai hukum serta UU berlaku,” pinta Noni.(sisil)