Oleh :
Akbar, Front Aksi Mahasiswa (FAM) Tangerang
10 tahun sudah bangsa kita dipimpin oleh rezim Jokowi. Selama itu pula, banyak tindakan-tindakan penyalahgunaan kekuasaan yang telah dilakukan.
Nawadosa Jokowi menjadi catatan penting bagi kita untuk terus mengingat tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh rezim Jokowi. Mulai dari represif negara terhadap rakyat, perampasan hak perempuan, buruh, petani, nelayan, hingga masifnya praktik korupsi dan turunnya nilai demokrasi.
Hal-hal tersebut hingga hari ini tidak menemukan titik terang sebab impunitas terhadap pelaku terus dirawat oleh rezim Jokowi.
Pun di akhir masa jabatan, jokowi banyak sekali mengeluarkan kebijakan yang merugikan rakyat, seakan-akan ia lupa bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi, Jokowi sebagai Presiden telah bertransformasi menjadi raja.
Dalam mengawal isu ini tentu banyak upaya upaya pembungkaman yang dilakukan oleh kekuasaan. Terbukti pada aksi massa siang tadi di depan DPR RI, bagaimana rute kita diblokade oleh aparat keamanan hingga akhirnya kita menggelar aksi unjuk rasa di depan TVRI.
Belum lagi informasi penggembosan yang dilakukan secara masif dan persuasif melalui tangan-tangan civitas akademik berhasil membuat ruang gerak kawan-kawan mahasiswa Jakarta terbatas, yang kemudian atas dasar informasi tersebut.
Kami kawan-kawan mahasiswa Tangerang, Banten mengambil langkah perlawanan untuk mengisi kekosongan aksi massa di Jakarta, yang mana sebelumnya kami sepakat untuk melakukan aksi di daerah. Namun perpindahan titik aksi dari daerah ke pusat harus kita lakukan sebagai upaya untuk terus menyalakan api perlawanan, juga upaya untuk mengingatkan semua kawan kawan bahwa perjuangan kita belum usai, bahwa kebenaran tidak boleh tunduk oleh kekuasaan, kebenaran tidak boleh kalah oleh keterbatasan.
Selain merebut kembali kedaulatan rakyat dengan mengadili Jokowi, kita juga memberikan peringatan kepada pemerintah selanjutnya.
Presiden terpilih yang akan dilantik agar tidak melakukan kesalahan kesalaham serupa, juga menuntaskan permasalahan permasalahan yang ada.
Rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi harus berdaulat, rebut kembali kedaulatan kita dengan kekuatan persatuan. (santi)