Running Text Siaran Adzan Hanya Saat Misa Paus

Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D.,/sriwijayamedia.com-santi

Sriwijayamedia.com- Beredar kabar di media sosial mengenai imbauan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang meminta agar penyiaran adzan maghrib di televisi diganti dengan running text selama Misa Paus Fransiskus di Jakarta.

Informasi ini telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.

Bacaan Lainnya

Namun, berdasarkan klarifikasi dari Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menyebut bahwa informasi tersebut tidak sepenuhnya benar.

“Imbauan ini hanya berlaku selama pelaksanaan Misa Paus Fransiskus pada 5 September 2024, dari pukul 17:00 hingga 19:00 WIB. Kami menghormati semua umat beragama dan memastikan bahwa ini adalah langkah sementara untuk menghormati acara keagamaan yang sedang berlangsung,” terangnya.

Adib juga menekankan bahwa langkah ini diambil setelah melalui berbagai pertimbangan dan diskusi dengan berbagai pihak terkait.

”Kami telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga keagamaan untuk memastikan bahwa keputusan ini tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tetap menghormati semua pihak,” ujarnya.

Sementara, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga memberikan tanggapan bahwa penggantian sementara ini tidak melanggar syariat Islam dan merupakan bentuk toleransi beragama.

“Adzan tetap akan dikumandangkan di masjid-masjid, dan ini hanya berlaku untuk siaran televisi selama acara berlangsung,” jelas Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Niam Sholeh.

Selain itu, Kemenkominfo juga memastikan bahwa langkah ini tidak akan mempengaruhi penyiaran adzan di radio dan platform digital lainnya.

”Kami hanya mengimbau televisi untuk menayangkan running text sebagai bentuk penghormatan sementara, namun adzan tetap dapat didengar melalui media lainnya,” ucap Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Wayan Toni Supriyanto.

Masyarakat diharapkan untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang beredar di media sosial tanpa verifikasi.

”Kami mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut,” jelas Adib.

Kapus yang sering dipanggil Gus Kapus alumni Flinders university Australia ini berharap agar jangan ada pelintiran dan distorsi berita.

“Mari kita jaga kerukunan umat beragama di Indonesia bersama-sama. Saat ini PKUB dikomandoi Gus Adib ini sangat ingin menjadikan Indonesia menjadi ‘referensi dan rujukan dunia untuk kerukunan umat beragama’ dengan melibatkan semua pihak untuk menjadi duta harmoni bagi NKRI tercinta,” paparnya. (santi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *