Sriwijayamedia.com – Ribuan petani dan buruh dari sejumlah daerah yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA), Serikat Petani Pasundan (SPP), Serikat Tani Indramayu (STI) dan elemen petani lainnya serta Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2024).
Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional (HTN).
Dalam aksi ini, para petani yang berasal di antaranya dari Tasikmalaya, Indramayu, Sukabumi dan daerah lainnya menuntut pemerintah untuk menjalankan reforma agrarian dan menegakkan konstitusi.
“Hari ini adalah peringatan HTN yang seharusnya diperingati dengan riang gembira, namun HTN kali ini petani tidak bahagia, malah bersedih dan tergusur. Kaum buruh kota akan bangkit jika kaum tani tidak Sejahtera,” kata Ketua KSPSI Jumhur Hidayat, dalam orasinya.
Jumhur menegaskan, petani-petani di Indonesia saat ini masih hiduip di bawah garis kemiskinan, berbeda dengan petani-petani di negara tetangga yang hidupnya jauh lebih baik.
“Jadi petani Indonesia mayoritas orang miskin. Kita buruh siap bergandengan tangan dengan petani. Di Thailand petani bisa untung 70%, tapi di kita (Indonesia) justru hanya dapat menyambung hidup,” geram Jumhur lantang.
Sementara itu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu dalam orasinya mengatakan, saat ini Indonesia juga dalam darurat parampasan tanah.
“Perjuangan kita tidak sederhana melawan perampasan tanah rakyat. Orang yang mendukung perampasan tanah, adalah yang tidak berpihak pada rakyat serta ingin membubarkan Indonesia,” tegasnya.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari tersebut, berlangsung dengan tertib dan massa aksi membubarkan diri, bertepat dengan turunnya hujan yang cukup deras di depan Gedung MPR/DPR. (Adjie)









