Disbunnak OKI Upaya Selamatkan Kerbau Pampangan dari Kepunahan

Disbunnak OKI bersama Medik Veteriner, UPTD Puskeswan, serta DPC Paravetindo Kabupaten OKI melakukan sosialisasi kegiatan aksi perubahan dalam rangka pelestarian kerbau Pampangan/sriwijayamedia.com-jay

Sriwijayamedia.com- Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) bersama Medik Veteriner, UPTD Puskeswan, serta DPC Paravetindo Kabupaten OKI melakukan sosialisasi kegiatan aksi perubahan dalam rangka pelestarian kerbau Pampangan melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dan Kick Off Vaksinasi Septicaemia Epizootica (SE) Tahun 2024.

Hewan bernama ilmiah Bubalus Bubalis ini ditetapkan sebagai plasma nutfah khas Kabupaten OKI oleh Keputusan Menteri Pertanian (Mentan) No 694/KPTS/PD.410/2/2013. Saat ini mendapatkan ancaman berupa penyakit SE atau penyakit ngorok.

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang diiniasi oleh Kepala Disbunnak OKI Dedy Kurniawan, S.STP, M.Si., ini bertujuan untuk mencegah punahnya kerbau Pampangan.

“Setidaknya inseminasi buatan dan transfer embrio, terutama untuk kerbau Pampangan menjadi salah satu jalan keluar dalam melestarikan kerbau Pampangan,” ujar Dedy, Selasa (17/9/2024).

Dedy mengungkapkan untuk mendukung program pelestarian ini setidaknya diperlukan UPTD Perbibitan dan Hijauan Pakan Ternak.

“Untuk UPTD Perbibitan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) untuk pendirian ini,” terangnya.

Sementara dokter hewan Wahyu Tri Utomo, menambahkan 7 ancaman pelestarian kerbau Pampangan antara lain: wabah penyakit hewan menular strategis bersifat cepat dan fatal (SE) ; angka kesakitan SE sebesar 41,25 persen, angka kematian 7,4 persen sementara angka kelahiran hanya 9,75 persen.

“Dari populasi sebanyak 9342 ekor Tahun 2024 diperkirakan turun menjadi 454 ekor pada tahun 2030. Antara lain karena pengaruh cuaca ekstrim, kemarau panjang, curah hujan dan kelembapan tinggi,” imbuh Tri.

Tri mengungkap lebih dari 70% habitat kerbau Pampangan berada di Perairan Lebak Pasang Surut yang saling terhubung sehingga diperlukan manajemen penanganan penyakit (efektifitas hasil karantina sebesar 95 persem, pengobatan 94 persen, serta ketersediaan sumber pakan dan air minum yang steril).

“Penting juga memanajemen penanganan bangkai di tengah lebak pasang surut,” paparnya.

Kegiatan vaksinasi antara lain dilaksanakan di Desa Kuro, Bangsal, Ulak Depati, Pulau Layang, Menggeris, Pampangan, Secondong dan Pulau Betung.

Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari , melibatkan seluruh dokter hewan se kabupaten OKI serta Paramedik Veteriner Se Kabupaten OKI.(Jay)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *