Sriwijayamedia.com – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, peningkatan anggaran kesehatan pada APBN tahun 2025 yang mencapai Rp197,8 triliun atau meingkat 5,5% dibanding tahun 2024 lalu sekitar Rp180 triliun, diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan.
“Kita merubah paradigma kesehatan dari mengurus orang sakit atau kita mengurus semua aspek kuratif dan aspek realitatif saja, tetapi kali ini kita ingin tarik bahwa paradigma kesehatan tanah air itu menjadi ke dominannya itu promotif dan preventif,” kata Melki, dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Membedah Pidato Presiden di Bidang Kesehatan yang Kian Membaik”, yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen bekerjasama dengan Biro Pemberitaan DPR RI, di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024).
Dalam diskusi ini, Melki juga menyinggung mengenai penanganan penyakit menular seperti Tuberkulosis (TB) yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia hingga saat ini.
Dia memuji upaya semua pihak dalam meningkatkan kesadaran dan penanganan TB, yang diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat penyakit tersebut.
“Saya kemarin kaget juga dapat data dari Wakil Menteri Kesehatan itu sudah satu miliar orang mati karena TB,” ungkap Politisi Partai Golkar tersebut.
Selain mengenai penanganan TB, diskusi tersebut juga membahas mengenai target penurunan stunting yang belum sepenuhnya tercapai.
Melki menggarisbawahi perlunya standarisasi metode penghitungan stunting agar data yang dihasilkan lebih akurat dan bisa diandalkan dalam pengambilan kebijakan.
Sementara itu di forum yang sama, mantan Kapuskes TNI Mayjen (Purn) dr Ponco Agus Prasojo mengatakan, meskipun angka penurunan stunting saat ini belum sesuai standar WHO, namun dirinya melihat adanya perbaikan masalah penanganan stunting di era kepemimpinan Presiden Jokowi.
“Menyikapi yang disampaikan Presiden kita Pak Jokowi waktu pidato tanggal 16 Agustus yang lalu, memang topik utama yang beliau singgung terutama masalah stunting dari sejak beliau menjabat yaitu 37,2% sampai sekarang ini jadi 21,5%, jadi memang jelas dari angka ada penurunan berarti ada perbaikan,” jelasnya.
Ponco berharap, pemerintahan baru ke depan dapat lebih menggalakkan penanganan stunting, hingga mencapai angka standar WHO yaitu 20%.
“Kalau dengan kepemimpinan Pak Jokowi sudah turun mendekati (standar WHO), nanti ke depannya masalah stunting ini memang harus lebih digalakan lagi supaya bisa tercapai target yang di bawah 20%,” imbuhnya. (adjie)