Tolak Pencemaran Udara, Mahasiswa Geruduk PT Voda Steel Indonesia

Massa dari Forum Pemuda 45 melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor PT Voda Steel Indonesia, Jum'at (14/6/2024)/sriwijayamedia.com-irawan

Sriwijayamedia.com- Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Pemuda 45, melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor PT Voda Steel Indonesia, Jum’at (14/6/2024).

Massa menolak adanya pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari proses peleburan besi dan baja di perusahaan tersebut, yang berimplikasi makin buruknya kualitas udara di wilayah DKI Jakarta.

Koordinator Lapangan (Korlap) Peri Silaban menyebut bahwa pemerintah terkait harus serius dalam mengidentifikasi permasalahan ini dengan membentuk tim satuan tugas khusus. Karena ini memiliki dampak luas dan berakibat sangat buruk, baik pada lingkungan maupun kualitas udara serta kesehatan masyarakat

“Kami akan datang lagi ke tempat tersebut dan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) serta Kemenperin untuk mendesak mereka segera mengambil sikap yang tegas” kata Peri, dalam orasinya.

Dia mengancam akan kembali datang dengan jumlah massa yang besar. Bahkan bila perlu melakukan pemboikotan pada perusahaan tersebut.

Forum Pemuda 45 menyesalkan sejumlah hal. Pertama perusahaan tersebut masih saja menggunakan batubara sebagai bahan utama pembakarannya.

Batubara merupakan bahan bakar yang paling kotor dan menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak.

“Ketika batubara dibakar, batubara akan melepaskan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2), dampak buruknya terhadap makhluk hidup khususnya manusia, dimana partikel hasil pembakaran batu bara dapat masuk ke paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan, gangguan kulit dan lainnya,” urai Peri.

Kedua, massa menilai ada masalah pada cerobong asap yang diameternya bertentangan dengan Peraturan Menteri LHK RI No 11/2021 tentang baku mutu emisi mesin dengan pembakaran dalam pasal 9 ayat 2 huruf b 1-3.

Kemudian, terkait adanya dugaan kuat bahwa banyaknya pekerja asing yang bekerja ditempat tersebut walaupun bukan pada posisi yang strategis (ahli).

Pada kesempatan sama, orator lainnya Umar menyayangkan adanya sejumlah oknum ormas yang mendatangi aksi massa dan mengganggu jalannya aksi.

Ketika aksi berlangsung, massa didatangi secara tiba-tiba oleh oknum Ormas dengan berlagak seperti preman melakukan pengacauan pada aksi yang sedang berlangsung.(irawan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *