Sukamta : Serangan Israel Bukan Hanya Ingin Lumpuhkan Hamas, Tapi Kuasai Palestina Sepenuhnya

Wakil Ketua BKSAP DPR RI Sukamta, dalam diskusi Dialektika Demokrasi gelaran KWP bekerja sama dengan Biro Humas dan Pemberitaan Parlemen DPR RI, di MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024)/sriwijayamedia.com-adjie

Sriwijayamedia.com – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Sukamta meyakini bahwa serangan Israel terhadap Palestina bukan hanya ingin melumpuhkan Hamas, melainkan upaya genosida yang bertujuan menguasai sepenuhnya tanah Palestina.

“Jadi dulu awalnya saya menduga ini hanya akan membebaskan sandera dan melumpuhkan Hamas, tapi kemudian ternyata melumpuhkan Hamas itu tidak bisa ketika masih ada warga negara Palestina di situ. Maka dilakukanlah upaya pembersihan seluruh sarana kehidupan, infrastruktur, jalan-jalan pemerintahan sejarah, yang ada di Gaza semua di hancurkan,” kata Sukamta, dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Aksi Demo Bela Palestina Menyebar Keseluruh Dunia! Peran Penting Indonesia Dinanti”, yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Humas dan Pemberitaan Parlemen DPR RI, di MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Bacaan Lainnya

Dia yakin apa yang dilakukan itu genosida. Terlebih bantuan untuk pengungsi dari Indonesia dirampas, dirampok, diinjak-injak dan tidak bisa dikonsumsi lagi.

“Nah ini berarti sudah genosida kalau gitu. Orang dibuat lapar, yang sakit enggak bisa diobati dan tempat ini enggak bisa dihuni lagi,” terang Sukamta.

Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS ini menjelaskan, jika Indonesia memang serius untuk membantu Palestina mendapatkan kemerdekaannya, tentunya dengan menggunakan kekuatan.

Namun bukan dengan kekuatan militer, melainkan menggunakan kekuatan ekonomi.

“Kekuatan apa yang bisa menyetop pasti bukan kekuatan militer, karena kita pasti tidak mau ikut campur secara militer, tidak juga mau beradu secara militer, karena kita tempatnya jauh dan juga kekuatan militer kita kalah dengan negara-negara besar lain. Yang mungkin bisa dilakukan kekuatan ekonomi,” jelas Sukamta.

Pada kesempatan sama, Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana mengatakan, aksi-aksi demonstrasi di sejumlah negara termasuk para mahasiswa di Amerika Serikat merupakan bentuk keprihatinan dunia atas kekerasan dan penindasan yang terjadi di Palestina.

“Kalau kita lihat apa yang terjadi di Amerika Serikat, ketika para mahasiswa ini ditangkap oleh otoritas di sana, tuduhan terhadap mereka adalah anti terhadap Israel. Padahal mereka mengatakan tidak, kami ini ada di sini untuk kemanusiaan. Jumlah 35.000 orang yang menjadi korban itu menurut saya sudah tidak proporsional,” jelasnya.(Adjie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *