Silaturahmi Kebangsaan, Amien Rais Temui Ketua DPD RI

Ketua MPR RI periode 1999-2002 Amien Rais bertemu dengan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (24/6/2024)/sriwijayamedia.com-adjie

Sriwijayamedia.com – Setelah bertemu dengan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketua MPR RI periode 1999-2002 Amien Rais bertemu dengan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Senin (24/6/2024). Pertemuan ini dilakukan dalam rangka silaturahmi kebangsaan.

“Pak Amien Rais sempat mengatakan bahwa sadar kalau amandemen UUD 1945, tahun 1999-2002 terjadi kekeliruan. Kami tidak akan mengajak pak Amien berdebat, tapi kami hanya ingin menerima masukan, apa yang harus kita lakukan dari DPD. Sedangkan kami sudah berjuang bergerak mengembalikan UUD 45 sesuai dengan naskah aslinya dan itu yang sengaja kami ingin minta ilmunya bagaimana agar itu berjalan dengan lancar,” kata Ketua DPD RI La Nyalla kepada Amien Rais, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Bacaan Lainnya

La Nyalla mengatakan, pihaknya pernah mengundang Ketua MPR Bamsoet dalam sebuah forum untuk mendengarkan aspirasi sejumlah elemen masyarakat, terkait wacana amandemen UUD 1945 tersebut.

Namun dirinya menyayangkan Bamsoet yang tidak hadir dalam forum tersebut dan lebih memilih menyaksikan pertandingan sepak bola di Surabaya bersama Presiden Joko Widodo.

“Kami pernah undang Bamsoet di MPR untuk mendengarkan aspirasi, disitu ada 1700 aspirasi dan dihadiri raja dan sultan Nusantara dan dipimpin langsung oleh Pak Tri Sutrisno. Tapi dia (Bamsoet) tidak hadir, tapi dia malah nonton sepak bola di Surabaya bersama Presiden,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua MPR RI periode 1999-2002 Amien Rais mengatakan, DPD sebagai lembaga perwakilan yang anggotanya dipilih karena ketokohannya, diharapkan bisa menyuarakan amandemen ini dalam forum Sidang MPR.

“Sekarang terpulang kepada kita semua, ini negara demokrasi, bisa lebih maju kalau ada pertukaran pikiran. Jadi kita tidak usah takut dengan musyawarah nanti akan ada titik temunya. DPD ini kurang gigi, padahal mestinya ini yang lebih netral, tidak dipengaruhi oleh transaksi politik, dipilih rakyat karena ketokohannya, mestinya lebih unggul, tapi sepertinya agak disfungsional. Mungkin kalau nanti ada Sidang Umum MPR, disitu perlu diberikan kekuatan yang sah untuk ikut menentukan masa depan bangsa kita,” papar Amien.

Sebagaimana penjelasannya kepada Bamsoet, Amien Rais juga menjelaskan kepada La Nyalla mengenai bagaimana empat kali amandemen UUD 1945 tersebut terjadi, khususnya mengenai pemilihan Presiden yang tadinya dipilih oleh MPR, diubah menjadi dipilih langsung oleh rakyat melalui one man one vote.

“Jadi pikiran saya jika presiden dipilih langsung tidak akan ada kekuatan yang bisa membeli suara rakyat karena itu memerlukan puluhan trilyun. Ternyata soal puluhan trilyun itu tidak masalah. Ternyata itu bisa, orang ada yang punya puluhan trilyun bisa memenangi Pemilu,” imbuh Amien. (Adjie)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *