Sriwijayamedia.com- Pengurus wilayah Asosiasi Rumah Sakit (ARSADA) Provinsi Sumsel periode 2024-2028 diketuai dr Syamsudin Isaac, SM., SpOG., resmi dikukuhkan, di Griya Agung Palembang, Senin (24/6/2024).
Ketua Umum (Ketum) ARSADA Pusat dr Zalnoel Arifin, MM., MARS., yang melantik pengurus wilayah mengucapkan selamat dan semoga bisa menjalankan amanah dan melaksanakan tugas dengan sesuai jobs, sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
“ARSADA didirikan pada 3 November 2000, dan merupakan wadah organisasi bagi rumah sakit daerah yang bersifat royalis, kritis, namun santun dalam menyampaikan usulan kepada pemerintah,” tuturnya.
Saat ini, jumlah rumah sakit daerah telah mencapai 918 unit dari kelas D sampai dengan kelas A tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
Menurut dia, secara proporsi jumlah rumah sakit daerah tersebut telah menempati sekitar 77 persen dari jumlah rumah sakit pemerintah. Sementara untuk jumlah rumah sakit pemerintah saat ini sebanyak 1.199 rumah sakit.
“Rumah sakit pemerintah yang dimaksud meliputi rumah sakit milik Kementerian Kesehatan, milik TNI, milik Polri, dan rumah sakit milik BUMN serta rumah sakit daerah. Dengan demikian, rumah sakit daerah ini sangat penting keberadaannya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas dan juga untuk melayani kepada masyarakat di seluruh Indonesia ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Sumsel bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Setda Provinsi Sumsel Kurniawan Abadi, SE., MM., menambahkan pemerintah berkomitmen melakukan Tranformasi System Pelayanan Kesehatan yang terdiri dari 6 pilar. Salah satunya adalah transformasi layanan rujukan yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu layanan tersier dan sekunder dimana peran rumah sakit sangat penting didalamnya.
“Hingga kini masih ada rumah sakit yang belum mampu memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh masyarakat secara optimal,” paparnya.
Berbagai permasalahan yang dihadapi saat ini salah satunya disebabkan karena belum meratanya pelayanan kesehatan di Indonesia, disebabkan adanya distribusi SDM yang tidak merata, karena keterbatasan SDM, sarana prasarana dan peralatan kesehatan.
Saat ini pemerintah memprioritaskan penanggulangan penyakit dengan masalah kesehatan terbesar di dunia, penyebab mortalitas, mobilitas yang tinggi dan beban pembiayaan jaminan kesehatan nasional yang sangat besar, khususnya pada 9 jenis layanan prioritas kesehatan.
Antara lain jantung, kanker, stroke, kesehatan ibu dan anak, diabetes mellitus, uronefrologi, gastrohepatologi, tuberkulosis, penyakit infeksi emerging (PIE).
“Ada 13 rumah sakit daerah yang menjadi jejaring pengampuan layanan prioritas di Sumsel. Jika layanan ini dapat berjalan sebagaimana mestinya, maka masyarakat didaerah pun akan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan kualitas yang sama dengan masyarakat yang ada di kota besar,” ungkapnya.(ton)