Anggota Komisi VIII DPR : Permasalahan Dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji Muncul Tiap Tahun

Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq/sriwijayamedia.com-adjie

Sriwijayamedia.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq mengakui bahwa berbagai masalah kerap muncul pada pelaksanaan ibadah haji setiap tahunnya. Tak terkecuali pada pelaksanaan haji tahun 2024.

Dirinya menyoroti kurangnya fasilitas bagi para jemaah haji, mulai dari fasilitas transportasi, konsumsi hingga tenda jemaah selama di Arafah dan Mina yang masih kurang.

Bacaan Lainnya

“Pelaksanaan ibadah haji tahun 2024 ini memang menyimpan beberapa persoalan-persoalan krusial yang setiap tahun selalu muncul,” kata Maman, dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertema “Evaluasi dan Catatan Penyelenggaraan Ibadah Haji 2024”, yang diselenggarakan oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) bekerja sama dengan Biro Humas dan Pemberitaan Parlemen DPR RI, di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Maman menjelaskan, sejumlah masalah yang selalu muncul dalam pelaksanaan ibadah haji diantaranya permasalahan visa dan juga masalah standar kesehatan para jemaah (Istithaah).

“Pertama dari proses visa, kita tahu bahwa beberapa WNI menggunakan visa non haji dan itu menjadi alasan deportasi, termasuk juga kasus hukum, karena visa haji menjadi prasyarat utama melaksanakan ibadah haji,” terang Maman.

Kemudian masalah jemaah haji yang belum memenuhi standar Istithaah atau kemampuan dalam kesehatan.

“Saya menemukan ketika di Sukolilo, ada beberapa jemaah yang tidak bisa berangkat karena permasalahan itu,” ungkap Maman.

Maman juga menyoroti masalah alokasi tambahan kuota haji sebanyak 20.000 yang memunculkan pertanyaan dan perlu dilakukan penyelidikan.

“Tambahan kuota 20.000 itu memunculkan pertanyaan, kemana sebetulnya kuota-kuota itu? Ini yang harus dipertanyakan. Jangan sampai ada oknum-oknum yang memperjualbelikan kuota, sehingga orang yang harusnya berangkat kalah dengan orang yang mampu membayar lebih. Ini bisa menjadi alasan untuk penyelidikan,” tegasnya.

Maman mengatakan, persoalan fasilitas penginapan dan juga konsumsi bagi jamaah ketika berada di Madinah dan Mekah juga belum memadai.

“Ketika di Tanah Suci, persoalan hotel, katering masih belum memenuhi standar yang pas. Ini penting bagi kita untuk memberikan pelayanan yang optimal dan maksimal kepada jemaah,” imbuhnya.

Pelayanan haji menjadi kata kunci untuk memperbaiki pelayanan haji kedepan.

“Catatan ini akan terus kita dapatkan dan akan kita pertanyakan ini kepada Kementerian Agama sebagai penyelenggara Haji,” jelas Maman. (adjie)

.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *