Bertemu Forum Kiai Tahlil, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Jaga Iklim Politik Jelang Pemilu 2024

Ketua MPR RI Bamsoet, dalam kunjungan hari ke-17 di Dapil-7 Jateng, saat bertemu Forum Kiai Tahlil se-Banjarnegara dan Purbalingga di Banjarnegara, Sabtu (3/2/2024)/sriwijayamedia.com-santi

Sriwijayamedia.com – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong para kiai dapat menjadi penyejuk ditengah iklim politik yang semakin menghangat jelang Pemilu 2024.

Kehadiran para kiai dan tokoh agama di tengah masyarakat harus mampu mengarahkan bagaimana membangun hubungan yang baik antar sesama manusia.

Bacaan Lainnya

“Jangan karena Pemilu, kita politisasi agama dan mengatasnamakan Tuhan hanya untuk mendapatkan kekuasaan. Sebagai makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia seharusnya menunjukan perilaku yang beradab. Bukan perilaku yang merusak dan tidak bermoral,” ujar Bamsoet, dalam kunjungan hari ke-17 di Dapil-7 Jawa Tengah (Jateng), saat bertemu Forum Kiai Tahlil se-Banjarnegara dan Purbalingga di Banjarnegara, Sabtu (3/2/2024).

Hadir antara Ketua Forum Kiai Tahlil Gus Hayat serta anggota Forum Kiai Tahlil Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga.

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Indonesia dibangun di atas pondasi keberagaman suku bangsa dan agama.

Bahkan karena kebesaran hati umat Islam, Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD), dikoreksi dengan menghapuskan tujuh kata dari frase Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Indonesia merupakan generator mercusuar peradaban Islam dunia. Umat Islam Indonesia telah menunjukan teladan kepada umat beragama lain di dunia, bahwa mengedepankan nilai kemanusiaan merupakan pondasi utama terwujudnya perdamaian,” urai Bamsoet.

Wakil Ketua Umum FKPPI dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila (PP) serta Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini memaparkan, masyarakat dunia dapat belajar dari sikap toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia.

Wajah muram dunia yang akhir-akhir ini diwarnai intoleransi dan diskriminasi, seperti yang terjadi di India, Amerika Serikat, maupun berbagai negara lainnya, tidak boleh dibiarkan berlarut.

“Sangat penting bagi para kiai bersuara lantang menyebarkan perdamaian. Jangan sampai agama dijadikan alasan bagi manusia untuk saling bertikai satu sama lain. Apalagi sampai mempolitisasi agama untuk tujuan politik,” jelas Bamsoet. (santi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *